Penempatan toren tersebut dilakukan guna menampung tumpahan minyak, serta menghindari tumpahan minyak jatuh ke dasar laut.
"Yaitu kita membuat penampungan yang akan diletakkan di bawah dari anjungan, untuk menampung spills secara langsung, sehingga mengurangi volume tumpahan minyak yang jatuh ke laut. Di antara anjungan itu ditempatkan dua kapal, di kanan kirinya. Kemudian kapal itu saling dihubungkan dengan tali," Dharmawan Samsu, kepada pers.
Terkait penutupan sumur, Dharmawan mengatakan, proses pengeboran sumur baru memakan waktu sekira tujuh pekan hingga delapan pekan ke depan. "Paling cepat, sekitar akhir September sumber (kebocoran) dapat dimatikan," lanjut Dharmawan.
Dharmawan menegaskan, meski mendapat bantuan tenaga asing, kendali penanganan tetap berada di tangan Pertamina.
"Pada prinsipnya, kita memaksimalkan penanganan di offshore (sisi laut) demi meminimalisasi dampak yang ada di onshore (daratan). Kita harus kendalikan tumpahan minyak sebesar-besarnya selama dia masih di laut," tutup Dharmawan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H