Kata begal sangat akrab di telinga kita akhir-akhir ini. Tiada hari tanpa pemberitaan tentang kejahatan yang satu ini di media cetak ataupun media online 1-2 bulan belakangan ini. Seolah seluruh penjuru tempat di sekitar Jakarta,Bogor,Depok,Tangerang,Bekasi dipenuhi oleh orang-orang berniat jahat yang bukan cuma mengarah kepada harta benda,tetapi juga mengancam nyawa.Begitu juga tentang bahaya pembunuhan yang dialami oleh seorang wanita yang tinggal sendiri di rumah kos dan apartemen belakangan ini.
Kondisi seperti ini sangat memprihatinkan. Sebab di saat semua orang merasa negeri ini aman-aman saja, tenteram tidak ada suatu masalah, begitulah paling tidak yang dirasakan oleh masyarakat umum (kecuali apa yang dirasakan oleh para elit politik,tentu saja berbeda), ternyata sudah banyak korban berjatuhan akibat aksi kejahatan begal ini. Tetapi selang 2 bulan kondisi ini berlalu,situasi di masyarakat tidak tampak meninggalkan bekas sebagai pengingat dan petunjuk untuk meperbaiki diri.
Yang dimaksud dengan memperbaiki diri di sini adalah bahwa telah begitu banyak kejadian dan peristiwa kejahatan berlangsung di "depan mata kita",tapi tidak membuat diri kita tersadar bahwa kita sebagai manusia belum berusaha secara optimal untuk melindungi diri kita sendiri. Kita cenderung berpikir bahwa bahaya tak akan pernah menimpa diri kita, semuanya terasa aman saja dan kita merasa sudah cukup banyak berbuat baik dan dekat dengan Sang Pencipta. Sehingga hal ini membuat banyak orang lengah dan tidak waspada,cenderung menyepelekan bahaya.
Sangat sedikit penyuluhan dilakukan oleh orang-orang atau lembaga melalui media yang menganjurkan untuk meningkatkan kualitas keselamatan. Yang banyak dilakukan oleh orang adalah meminta semua pihak yang menjadi korban kejahatan agar terus bersabar dan meningkatkan amal ibadah,sama sekali tidak ada yang menganjurkan tindakan yang benar-benar dapat mengatasi bahaya dalam kehidupan ini.
Ada lembaga yang senantiasa mengingatkan masyarakat untuk selalu menjaga dan meningkatkan keselamatannya yaitu Energi Haq Nusantara. Namun,baru sedikit orang dari sekian juta penduduk negeri ini yang peduli akan keselamatan dan lebih memprioritaskan liburan ke luar negeri sebelum kualitas keselamatan diri mereka dapat dipastikan lebih aman dan lebih selamat.
Beberapa ribu orang telah tersadar dan mengikuti program ini. Tapi itu semua masih jumlah yang kecil jika dibandingkan dengan banyaknya jumlah penduduk dan jumlah bahaya serta peristiwa berbahaya seperti pembunuhan,perampokan,pengeroyokan,tawuran,kecelakaan dan bencana alam di negeri kita ini.
Sungguh sangat disayangkan jika kesempatan untuk meningkatkan kualitas keselamatan dengan Pembangkitan Energi Haq ini dilewatkan begitu saja. Karena metode dan sumber ilmu pengetahuan ini merujuk pada kemampuan diri manusia yang tersimpan sejak manusia itu lahir sampai suatu saat nanti jika bisa bertemu orang yang dapat mebukakan rahasia tersembunyi itu dari dalam dirinya.
Semoga tulisan ini dapat menjadi renungan dan dapat menjadi solusi tepat guna mengantisipasi bahaya di sekitar kita dimanapun berada. dan mari kita tingkatkan kewaspadaan diri kita terhadap segala kemungkinan bahaya yang mengancam jiwa. Ingatlah bahwa bahaya bisa menimpa siapa saja,sekalipun orang tersebut banyak berbuat baik kepada orang lain. Tidak ada jaminan bahwa orang yang terlihat baik-baik saja akan luput dari bahaya atau kecelakaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H