Dunia pun ramai-ramai mengecam aksi kekejaman tentara Israel, tidak ketinggalan Indonesia. Dunia mewacanakan nota perdamaian di bumi Timur Tengah. Aksi kecam terrhadap kekejaman Israel seolah-olah hanya seruan yang tipis, gaungnya tidak membentuk sebuah gerakan. Barat terdiam, tak ada tanggapan yang memberikan dukungan dan pemberian sangsi yang memberatkan Israel terhadap aksi penjajahan dan teror genosida. Semua berjalan biasa saja, tangis dan darah yang bercecer di bumi Palestian seolah hal yang biasa dan wajar.
Coba saja aksi penolakan LGBT yang dikecam negara-negara muslim, Barat sudah berkoar tentang HAM dan segala dalihnya, padahal itu hanya ditujukan pada solidaritas orang-perorang dan masih bisa hidup nyaman. Tetapi jutaan nyawa melayang dan penjajahan berlangsung di palestina, gaungnya nyaris tak terdengar, seolah tak ada fanatisme terhadap nyawa-nyawa yang beterbangan seperti kapas menuju alam baka. Â Â Â Â Â
Coba saja lesti Kejora di kecam natizen, Leslar Lover sontak membela bahkan perang mulut hingga masuk bui dibela-belain dan merasa bangga telah memperjuangkan idolanya dari cemoohan natizen, tapi cobalah tengok anak-anak kecil menangis ketakutan, setiap saat nyawa melayang, rumah-rumah mereka hancur, tak ada masa depan bahkan hanya untuk solat saja nyawa menjadi taruhan, bagaimana mereka menanti malam istimewa lailatulqodar dengan ancaman senjata di kepalanya? Sedangkan kita disini masih mampu tertawa-tawa saat bersantap sahur ditemani artis idola yang siap mengocok perut. Ironi tentang pesaudaraan!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H