Sebagaimana contoh karya sastra Islam di Indonesia adalah: Hikayat, Babad, Syair, Suluk. Demikian juga dengan karya sastra non fiksi yang mana ketika kita telaah asal sejarahnya ilmu aljabar (matematika), ilmu kedokteran, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, ilmu bahasa (kias) dan lainnya kemudian dihubungkan siapa pencetus terdahulunya, secara mayor mereka beragama islam. Menyadari pentingnya peran perpustakaan di dalam kampus, maka MAN 1 Tasikmalaya secara kontinu guna merangsang minat baca siswa selalu mengikuti lomba-lomba karya ilmiah diantaranya mengikuti lomba karya ilmiah; Essay Competitional dan pernah meraih juara dalam lomba karya ilmiah tingkat Nasional.
Namun, bukan hanya itu saja peranan serta aktivitas ruang perpustakaan siswa juga menciptakan karya sastra fiksi dengan bimbingan guru bahasa Indonesia hal ini sebagai refleksi dari hasil jejak baca para siswa sebagai wujud apresiasi nyata, sudah sejauh mana pola pikir para siswanya dalam jejak baca karya sastra fiksi siswa yang sudah dituliskannya tersebut. Dengan membukukannya tentulah apresiasi nyata sesuai dengan makna sastra yang bisa menginspirasi orang bagi yang membacanya.
Ada pun beberapa buku karya siswa yang sudah terbit denga judul; Jejak yang Membekas (Penerbit Langgam Pustaka, 2023), Pujangga Cinta dan Cerita (Penerbit Langgam Pustaka, 2023), Sonian Praja (Penerbit Langgam Pustaka, 2023), Buana Bercerita (Penerbit Langgam Pustaka, 2023). Puan di Waktu itu (Penerbit Gema Cendekia, 2019). Karya tersebut ada yang berbentuk antologi bersama ada yang antologi tunggal. Itulah sebabnya, mengapa tulisan ini diberi judul "Sastra Sebagai Gudang Bacaan." Salam sastra!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H