Kopi Tropikal Rendah Kalori yang dapat mencegah penyakit kanker dan tumor.
Gagasan kreatif para mahasiswa milenial bisa menjadi solusi permasalahan yang dihadapi masyarakat dan akan membawa Indonesia menjadi negara maju. Seperti yang dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Teknologi Rekayasa Kimia Industri (TRKI) Universitas Diponegoro Semarang (UNDIP) yakni Ade Syahri Fitria Pulungan, Khansa Praningdita Sulistyo, dan I Gusti Ngurah Satya Mukti. Mahasiswa semester IV ini telah menggagas produk untuk usaha berupaKopi  merupakan minuman penyegar yang sangat populer di dunia dan dikonsumsi terkait aspek kenikmatan dan kepuasan konsumen. Kopi di Indonesia dikenal sebagai minuman sejuta umat. Namun demikian, dibalik nikmatnya minum kopi, si hitam pahit ini mengandung aneka gizi yang penting bagi tubuh. Bahkan tak tanggung-tanggung, Ade Syahri Fitria Pulungan yang biasa disapa Ade mengungkapkan bahwa gagasan kreatifnya bersama kedua rekannya berupa kopi tropikal rendah kalori mampu menggempur berbagai penyakit mematikan disamping rasanya yang sangat nikmat.
Â
Fermentasi biji kopi dengan bonggol nanas hingga menghasilkan kopi rendah kafein yang di mix dengan buah Leci melalui berbagai tahapan proses sehingga menghasilkan bubuk kopi tropikal. Buah nanas merupakan sumber antioksidan dari berbagai kandungan fitokimia senyawa fenolik dan flavonoid, dimana antioksidan bekerja dengan menangkap radikal bebas, sehingga dapat menghambat proliferasi sel kanker dan menjadi antikanker terang Ade.
Khansa Praningdita Sulistyo yang dikenal dengan Khansa menyampaikan bahwa manfaat dari buah leci antara lain meningkatkan imunitas atau daya tahan tubuh, menurunkan risiko terkena penyakit kanker, menurunkan risiko penyakit kardiovaskuler, menurunkan risiko terkena penyakit tumor, dan menjaga kadar glukosa darah. Penambahan buah leci sebagai topping nikmat yang menyehatkan.
Kopi merupakan minuman dengan rasa pahit yang mengandung kafein sebagai penunda rasa kantuk. Namun demikian, masyarakat tidak dianjurkan mengonsumsi kafein terlalu banyak karena dapat menyebabkan halusinasi dan perasaan yang sangat bingung, mual dan muntah, diare, haus berlebihan, maupun sering buang air kecil, tutur Khansa.
Menurut I Gusti Ngurah Satya Mukti yang biasa disapa Satya menerangkan bahwa proses enzimatis antara enzim bromelin dan kopi menghasilkan kontak antara enzim dengan substrat yang akan terurai. Akan tetapi, setelah melebihi batas efektivitas enzim, kandungan kafeinnya menjadi relatif konstan. Kandungan kafein dapat menurun karena mengandung enzim kasar.
Enzim bromelin akan memecah protein pada dinding sel yang terdapat kafein kemudian akan rusak dan larut dalam air. Waktu efektif fermentasi nanas dengan biji kopi yaitu 36 jam. Oleh karenanya peluang start up produksi kopi tropikal dekafeinasi jenis robusta dengan sensasi leci sangat prospektif untuk diproduksi masal, pungkas Satya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H