Mohon tunggu...
Endro S Efendi
Endro S Efendi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Trainer Teknologi Pikiran

Praktisi hipnoterapis klinis berbasis teknologi pikiran. Membantu klien pada aspek mental, emosi, dan pikiran. Aktif sebagai penulis, konten kreator, juga pembicara publik hingga tour leader Umroh Bareng Yuk. Blog pribadi www.endrosefendi.com. Youtube: @endrosefendi Instagram: @endrosefendi

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Ketika AC Pesawat Super Air Jet Tak Berfungsi

24 Maret 2023   00:38 Diperbarui: 24 Maret 2023   00:46 3526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kabin Super Air Jet | dok pribadi

Sebuah kabar kurang nyaman muncul dari maskapai Lion Air Group yakni Super Air Jet. Pesawat yang digunakan maskapai ini dikabarkan sistem pendinginnya tidak berfungsi. Kabar itu muncul Selasa (21/3) tadi, usai pesawat rute Denpasar -- Jakarta itu lepas landas dari Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali pukul 17.55 Wita.   

Sistem pendingin ruangan pada pesawat dengan nomor penerbangan IU-737 itu dikabarkan tidak berfungsi selama 1 jam 45 menit perjalanan. Akibatnya bisa ditebak, 179 penumpang yang ada di dalam pesawat merasa kegerahan. Apalagi penumpang anak-anak, ada yang sampai rewel hingga menangis.

Dikutip dari CNN Indonesia, salah satu penumpang pesawat menyebutkan, suhu udara di dalam pesawat mulai terasa tidak dingin 15 menit setelah pesawat lepas landas dari landasan pacu bandara. Hal tersebut diperkuat dengan pengumuman yang disampaikan pilot bahwa ada gangguan pada sistem pendingin, pada pukul 18.10 Wita.

Bukti atas kejadian tersebut adalah beredarnya video dari penumpang yang terpaksa menggunakan kertas untuk mengurangi rasa gerah. Termasuk rekaman video penumpang yang penuh keringat saat turun dari pesawat.

Jika hal tersebut terjadi pada bus umum atau kereta api, tentu lain soal. Persoalannya ini terjadi pada pesawat udara. Nasib penumpang sedang dipertaruhkan di atas ketinggian 29 ribu kaki dari atas permukaan laut.

Melalui aplikasi FlightRadar24 bisa dilacak, pesawat dengan registrasi PK-SAW ini sempat terbang di ketinggian 29 ribu kaki dan kemudian turun pada ketinggian 10.200 kaki. Pesawat Airbus A320-232 itu rata-rata terbang dengan kecepatan 360 knots.

Pesawat ini ternyata mengalami keterlambatan keberangkatan. Seharusnya, Super Air Jet ini lepas landas pada pukul 17.15 Wita, namun baru diberangkatkan pada pukul 17.55 Wita. Akibatnya, tiba di Jakarta juga mengalami koreksi, dari yang seharusnya tiba pukul 18.05 WIB menjadi pukul 18.40 WIB.      

Melihat rekaman data penerbangan yang bisa diakses melalui aplikasi di atas, Super Air Jet pada penerbangan tersebut sepertinya memang sengaja terbang rendah yakni hanya di ketinggian 10 ribu kaki karena adanya gangguan sistem pendingin ruangan. Sebab, dari data penerbangan selama sepekan sebelum dan sesudahnya, pesawat dengan nomor penerbangan IU-737 ini biasanya terbang di atas ketinggian 34 ribu kaki. Bahkan pada penerbangan terakhir saat tulisan ini dibuat, pada 23 Maret 2023, pesawat ini terbang untuk rute yang sama pada ketinggian 36 ribu kaki.

Boleh jadi, pilot mengambil keputusan minta izin terbang rendah kepada pengatur lalu lintas penerbangan agar cadangan udara di dalam pesawat tidak semakin menipis. 

Ilmu pengetahuan alam sudah menjelaskan bahwa semakin tinggi posisi pesawat, maka tekanan udara semakin berkurang. Kadar oksigen pun semakin menipis dan membuat orang akan kesulitan bernafas. Alhamdulillah, pesawat akhirnya bisa mendarat dengan selamat di Terminal 1 Bandara Soekarno Hatta Jakarta di Tangerang, Banten.

Sahabat pembaca yang bijaksana, situasi seperti yang terjadi pada Super Air Jet itu bisa terjadi pada maskapai mana saja. Bahkan kondisinya bisa saja lebih fatal jika situasi tersebut tidak dihadapi dengan tenang. Andai para penumpang saat itu tidak tenang, emosi meluap misalnya, maka bisa saja terjadi sesuatu di luar kendali.

Kabin Super Air Jet |  dok pribadi
Kabin Super Air Jet |  dok pribadi

Sebagai penumpang pesawat, kita semua termasuk saya harus membekali diri dengan ketenangan maksimal. Sebab, jika ada satu penumpang saja tidak tenang, hal tersebut dengan cepat akan menular pada penumpang lain.

Hal yang sama pernah saya alami saat penerbangan dari Jakarta menuju Jeddah untuk rencana ibadah umrah. Di tengah penerbangan, pesawat yang kami naiki itu harus mendarat darurat di Bandara Colombo, Srilanka. Konon katanya ada penumpang kritis yang harus dievakuasi.

Persoalannya adalah, setelah penumpang sudah dievakuasi, nyatanya pesawat tak kunjung melanjutkan penerbangan. Penumpang harus menunggu di dalam pesawat 5 jam dan tidak bisa keluar dari bandara. Ini ditambah dengan kondisi sistem kelistrikan pesawat padam, plus pendingin ruangan juga tidak berfungsi. Salah satu jemaah yang membawa balita jelas dibuat kewalahan. Balita itu terus menangis tiada henti, walau sudah tanpa baju di badannya. Hanya tersisa popok saja.

Tapi alhamdulilah, semua penumpang pesawat itu tetap tenang. Menahan rasa tidak nyaman plus suara tangis yang bising. Ditambah suasana pengap dalam pesawat selama 5 jam. 

Bersyukur pesawat akhirnya bisa melanjutkan perjalanan ke Jeddah. Itu pun, sampai di Jeddah, penumpang harus turun dari pesawat dengan penerangan melalui senter dari HP masing-masing. Maklum, sistem kelistrikan pesawat mati total saat pesawat sudah merapat di bandara.

Kabin Super Air Jet | dok pribadi
Kabin Super Air Jet | dok pribadi

Agama mengajarkan, apa pun kondisinya, mari kita bersyukur. Termasuk ketika dihadapkan pada kondisi seperti pesawat Super Air Jet atau pesawat tujuan Jeddah itu. Sudah sepatutnya perusahaan penerbangan harus melakukan perbaikan dan evaluasi total atas kejadian itu. Tapi yang tidak kalah pentingnya, mari kita semua selalu mengambil hikmah dari setiap kejadian dan selalu mengembalikan semua hal yang terjadi kepada Allah.

Bagaimana menurut Sahabat?

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun