"Tuh lihat bapakmu, merokok terus kaya kereta api. Nanti kalau kena penyakit jantung, baru tahu rasa," begitu biasanya sang istri mengomel di depan suami dan anaknya. Niatnya mungkin baik, mengingatkan.Â
Tapi ingat, sang perokok sedang dalam kondisi menikmati isapannya. Ini artinya, pikiran bawah sadar sedang aktif.Â
Nah, saat aktif justru dijejali informasi yang salah, yaitu 'sakit jantung', maka pikiran bawah sadar akan melaksanakan perintah tersebut. Hasilnya, bukan lagi hormon kebahagiaan yang tersebar di seluruh tubuh, melainkan hormon stres yang memicu kerusakan sel.
Pikiran bawah sadar memang bekerja seperti apa yang diperintahkan. Mereka yang pikirannya selalu diliputi perasaan bahagia, biasanya jarang sakit dan bermasalah.Â
Perasaan bahagia itulah yang mencegah kerusakan sel-sel dalam tubuh. Sehingga mereka yang selalu bahagia, termasuk selalu berpikir positif, akan memiliki kesempatan hidup lebih lama dan awet muda serta selalu bersemangat.
Namun demikian, tentu yang lebih baik adalah hidup selalu diliputi rasa bahagia dan tanpa kehadiran rokok di lingkungan Anda. Selain udara tetap segar, umumnya keluarga juga tidak merasa terganggu dengan asap yang ada.
Bagaimana menurut sahabat?