Mohon tunggu...
Endro S Efendi
Endro S Efendi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Trainer Teknologi Pikiran

Praktisi hipnoterapis klinis berbasis teknologi pikiran. Membantu klien pada aspek mental, emosi, dan pikiran. Aktif sebagai penulis, konten kreator, juga pembicara publik hingga tour leader Umroh Bareng Yuk. Blog pribadi www.endrosefendi.com. Youtube: @endrosefendi Instagram: @endrosefendi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kuliah Tatap Muka? Ah Sudah Ngga Tahan Nih...

27 Agustus 2021   00:04 Diperbarui: 27 Agustus 2021   00:11 651
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mahasiswa S2 UINSI Samarinda, kuliah daring tapi berkumpul di kantor PWI Kaltim. dok pribadi

Sekolah atau kuliah on line alias dalam jaringan (daring) memang menimbulkan pro dan kontra. Di sisi lain, selama lebih satu tahun, ternyata ada yang mulai menikmati sistem belajar daring ini. Namun, sejatinya lebih banyak yang membosankan.

Saya pribadi misalnya, justru kuliah daring ini jadi momen khusus berani mengambil studi pascasarjana. Pertimbangannya jelas, masih bisa mengikuti perkuliahan, di mana saja berada. Sudah dapat dibayangkan, kalau tingkat kelulusan didasarkan tingkat kehadiran di kampus, bisa-bisa terhenti di tengah jalan karena tidak sanggup selalu hadir karena kesibukan kerja.

Saya, bersama beberapa wartawan lainnya yang tergabung dalam Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kaltim, sedang melanjutkan pendidikan pascasarjana program studi Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) di Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris (UINSI) Samarinda.  

Tentu saja, para wartawan yang biasanya berkutat dengan garis mati alias deadline, sangat terbantu dengan adanya kuliah daring ini. Sambil bekerja, tetap bisa mengikuti perkuliahan di mana saja. Jika duduk santai, bisa mengaktifkan kamera. Jika tidak memungkinkan, menyimak perkuliahan melalui suara. Betul-betul tidak bisa dibayangkan sebelumnya jika ternyata saat ini kuliah dapat dilakukan seperti ini.

Saya pun, sambil bertugas ke luar daerah, tetap bisa mengikuti perkuliahan secara virtual. Yang penting, begitu tiba jamnya, langsung bergabung. Kendalanya hanya satu, jika sinyal telekomunikasi kurang bersahabat. Sementara kondisi di Kaltim masih ada saja area blank spot alias titik kosong yang tidak terjangkau jaringan internet.

Mahasiswa S2 Komunikasi Penyiaran Islam UINSI Samarinda. foto: Safran
Mahasiswa S2 Komunikasi Penyiaran Islam UINSI Samarinda. foto: Safran

Lantas, benarkah kuliah daring benar-benar nyaman? Tetap tidak nyaman. Maka dari itu, saya dan rekan-rekan di PWI Kaltim, mencoba berkuliah daring tapi berkumpul di kantor PWI di Jalan Biola Samarinda. Tentu saja, ini untuk menjaga semangat kuliah tetap menyala.

Bertemu teman, menyerap ilmu bersama, sembari diskusi dalam mengerjakan tugas, tentu sangat menyenangkan. Ditambah suasana jelas bebas, bisa sambil apa saja. Paling tidak bisa sambil ngopi dan nyemil. Sebuah ritual yang tentu tidak bisa dilakukan di kelas secara formal.

Keseruan belajar daring di satu tempat ini, ternyata memicu teman lain ingin bergabung. Jadilan, kantor PWI Kaltim berubah seperti kelas khusus jarak jauh. Lagi-lagi, interaksi dengan teman saat kuliah tetap diperlukan. Bisa saling bertegur sapa hingga bercanda. Itulah hakikat manusia sebagai makhluk sosial sesungguhnya.

Menjaga semangat studi, salah satunya adalah melalui luring. foto: Safran.
Menjaga semangat studi, salah satunya adalah melalui luring. foto: Safran.

Karena itu, ketika pemerintah ingin segera membuka sekolah atau perkuliahan tatap muka, saya termasuk yang sudah tidak tahan agar segera saja dimulai. Namun, di era saat ini, yang lebih tepat sebenarnya adalah kelas hybrid alias perpaduan daring dan luring.

Bagi yang bisa ke kelas, tak masalah. Bagi yang berhalangan tetap bisa secara virtual. Yang penting, belajar tetap bisa dilakukan. Dosen pun dimudahkan. Mau datang ke kelas, atau mengajar dari rumah. Semua bisa diatur. Yang penting proses belajar berjalan lancar.

Bagaimana menurut sahabat?   (*)

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun