Mohon tunggu...
Endro S Efendi
Endro S Efendi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Trainer Teknologi Pikiran

Praktisi hipnoterapis klinis berbasis teknologi pikiran. Membantu klien pada aspek mental, emosi, dan pikiran. Aktif sebagai penulis, konten kreator, juga pembicara publik hingga tour leader Umroh Bareng Yuk. Blog pribadi www.endrosefendi.com. Youtube: @endrosefendi Instagram: @endrosefendi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pandemi, Tangki Emosi, dan UINSI

15 Juli 2021   22:48 Diperbarui: 15 Juli 2021   22:55 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya yakin, jika warga Indonesia ditanya, pasti semua sudah lelah menghadapi pandemi. Tak hanya lelah fisik, tapi juga lelah pikiran. Pokoknya lelah semuanya. Sementara, menghadapi pandemi ini sama sekali tak boleh lelah. Harus tetap semangat dan punya motivasi.

Yang paling utama adalah, harus selalu menjaga rekening emosi agar tetap stabil. Emosi kita tak ubahnya seperti buku tabungan. Jika setiap hari bocor karena membaca berita negatif dan membuat cemas, tentu saja kita sedang membiarkan tubuh kita sakit secara otomatis.

Sebaliknya, jika terus menjaga agar tabungan emosi positif lebih banyak, bahkan punya deposito berlebih, maka apa pun kondisi yang terjadi, akan terasa lebih mudah dan nyaman.

Tentu tidak mudah menghadapi kondisi seperti ini. Ada yang harus kehilangan pekerjaan hingga penghasilan yang berkurang drastis. Termasuk hilangnya fasilitas yang sebelumnya melekat. Sangat manusiawi jika kemudian terpengaruh secara emosi. Saya yakin, ada banyak orang mengalami hal ini, bahkan boleh jadi lebih parah.

Maka, saya sangat bersyukur. Ternyata, ilmu pikiran yang saya pelajari sejak 2014 lalu, manfaatnya semakin terasa dalam kondisi saat ini. Memahami cara kerja pikiran, sangat membantu kondisi psikologis tetap stabil. Secara sadar, bisa terus-menerus menambah saldo emosi dengan hal yang lebih positif dan menyenangkan.

Salah satu yang kemudian muncul adalah, ide untuk kembali menuntut ilmu. Ya, selama ini sudah sering berkeinginan kembali kuliah pascasarjana. Namun, keinginan itu hanya sebatas impian, karena padatnya kesibukan dan aktivitas. Justru di saat inilah, kesempatan untuk kuliah ternyata sangat terbuka lebar.

Gayung bersambut, pikiran bawah sadar menghadirkan banyak informasi sesuai keinginan. Perangkat lunak ciptaan Allah ini cara kerjanya memang luar biasa. Tiba-tiba muncul iklan dari Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris (UINSI) Samarinda, yang di antaranya ada program pascasarjana (S2).

Ternyata, jurusan yang saya inginkan pun tersedia, yaitu ilmu komunikasi. Memang tidak linier dengan perkuliahan saya sebelumnya. Namun selama ini, saya memang lebih banyak berkutat di ilmu komunikasi. Ya tak masalah, belajar kan boleh-boleh saja.

Yang lebih bersyukur lagi, biaya kuliah S2 di kampus ini ternyata bisa dikatakan sangat efisien dibanding kampus lain. Hanya Rp 5 juta per semester. Sementara, di kampus lain rata-rata di atas Rp 8 juta per semester. Bahkan, ada yang menawarkan biaya Rp 17 juta per semester.

Saya sadar dan tahu, ilmu memang tidak bisa diukur dengan uang. Namun, di masa seperti ini, kuliah dengan biaya efisien jelas sangat membantu. Maka, kesempatan kuliah di masa seperti sekarang harus benar-benar dimanfaatkan. Bahkan bisa menjadi obat agar pikiran disibukkan dengan sesuatu yang lebih positif.

Apalagi, kuliahnya juga tidak perlu ke kampus, cukup di rumah saja. Soal efektif atau tidak, tergantung masing-masing orang. Setidaknya, ketimbang membuka media sosial yang isinya juga lebih banyak racun ketimbang madu, mending waktunya dipakai untuk kuliah.

Saya pun mengajak beberapa teman untuk melakukan hal yang sama. Dengan berbagai alasan yang saya lontarkan, ternyata mereka mengamini. Mereka setuju, bahwa saat ini adalah saat yang tepat. Setidaknya, ada 3 orang lagi yang kemudian sama-sama siap menuntut ilmu di kampus UINSI.

Soal biaya, ya nanti sama-sama mencari jalan keluarnya. Ada banyak tawaran beasiswa di luar sana. Bukankah, di mana ada kemauan, di situ selalu jalan terbuka lebar.  Saya yakin, niat baik itu akan diikuti dengan rezeki yang datang dengan mudah dari jalan mana saja.

Adakah yang ingin bergabung dengan kami? Yuk, kita kembali menuntut ilmu. Semoga saja semua berjalan dengan lancar. Yang paling penting, semoga pandemi ini segera berlalu. Aamiin. (*)

  

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun