ASOSIASI Hipnoterapi Klinis Indonesia (AHKI) menyusun protokol kesehatan standar minimum khusus menghadapi new normal. Ini mengakomodasi keinginan masyarakat yang sejak sebelum pandemi banyak yang membutuhkan layanan hipnoterapi klinis.
“Ini demi keamanan bersama. Protokol standar ini sengaja disusun agar hipnoterapis dan klien sama-sama aman,” tegas Ketua Umum AHKI, Dr. Dr. Adi W. Gunawan, ST., MPd., CCH® dalam pertemuan virtual melalui aplikasi zoom, Kamis (2/7) malam tadi, diikuti lebih dari 90 anggota termasuk pengurus AHKI.
Selain itu, selama proses terapi mengenakan masker dan face shield, baik terapis maupun klien. Di awal, juga perlu pemeriksaan suhu tubuh juga diwajibkan untuk mencuci tangan.
Terkait dengan ruangan terapi, disarankan akan lebih baik jika para hipnoterapis AHKI melengkapi fasilitas penyaring udara alias air purifier. “Ini untuk menjamin sirkulasi udara lebih aman,” sambungnya. Sebelum dan sesudah terapi, juga diingatkan untuk melakukan desinfeksi ruangan dan surface cleaning perabot. Hand sanitizer juga harus tersedia di ruang praktik.
Ketika terapis merasa kurang aman, boleh saja menyarankan klien untuk melakukan rapid test terlebih dahulu. Tidak berniat memberatkan, namun lagi-lagi itu demi keselamatan bersama.
Lebih lanjut, Ketua Dewan Etik AHKI A. Yudo Prihartono, SH, MH, MM, CHt® menyampaikan, sebenarnya ketika pandemi Covid 19, AHKI tidak pernah melarang para hipnoterapis untuk melakukan terapi.
“Ini penting karena organisasi berharap memberikan panduan. Apalagi tidak semua hipnoterapis hanya sampingan, tapi sebagian sudah menjadi pekerjaan utama. Sehingga protokol ini keluar demi memenuhi kebutuhan masyarakat, serta hipnoterapis,” ujarnya.
Pria yang akrab disapa Yudo itu juga mengingatkan agar para hipnoterapis AHKI menyampaikan ke organisasi jika memang sudah siap melakukan terapi. “Sehingga nanti memudahkan memberi informasi kepada klien yang membutuhkan layanan hipnoterapi klinis,” pungkasnya. (*)