Mohon tunggu...
Endro S Efendi
Endro S Efendi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Trainer Teknologi Pikiran

Praktisi hipnoterapis klinis berbasis teknologi pikiran. Membantu klien pada aspek mental, emosi, dan pikiran. Aktif sebagai penulis, konten kreator, juga pembicara publik hingga tour leader Umroh Bareng Yuk. Blog pribadi www.endrosefendi.com. Youtube: @endrosefendi Instagram: @endrosefendi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Roy Kiyoshi Terjerat Narkoba? Begini Cara Mengatasinya

8 Mei 2020   01:07 Diperbarui: 8 Mei 2020   01:06 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan layar Kompas.com

Kabar mengejutkan datang dari paranormal Roy Kiyoshi. Pria yang sukses mengisi acara Karma di salah satu stasiun televisi swasta itu kabarnya ditangkap polisi karena penyalahgunaan narkoba.

Seperti disebutkan dalam beberapa media online, penangkapan itu disampaikan Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Budi Sartono. Namun, rilis resmi dijanjikan baru akan disampaikan Jumat (8/5) hari ini.

Pria dengan nama asli Roy Kurniawan ini sebelumnya dikenal sebagai seorang paranormal dan memiliki kemampuan memprediksi peristiwa yang akan menimpa negeri ini. Selain itu, sebelumnya Roy juga memiliki keistimewaan karena indigo.

Lantas, apakah dia benar-benar menggunakan Narkoba? Informasi ini masih kita tunggu kebenarannya.

Namun, jika benar Roy terlibat Narkoba, ini semakin membuktikan bahwa jeratan Narkoba masih terus berlangsung meski sedang dalam kondisi pandemi seperti saat ini. Apalagi, bagi mereka yang sudah terbiasa beraktivitas cukup padat, maka berdiam diri di rumah selama hampir 2 bulan tanpa kegiatan, jelas membuat siapa saja bisa jenuh.

Apakah karena kejenuhan itu pula Roy harus masuk dalam jebakan Narkoba? Kita belum tahu. Lagi pula belum dibuktikan dan belum disampaikan oleh pihak kepolisian secara resmi.

Jika dirunut dari kasus-kasus sebelumnya, banyak pesohor yang akhirnya tersentuh kasus Narkoba. Bahkan ada yang lebih dari satu kali. Seolah penangkapan yang sudah dilakukan tidak memberikan efek jera. Apalagi ketika sudah ditangkap, hanya diberikan hukuman rehabilitasi. Itu berarti belum ada jaminan bisa benar-benar bebas dari terkaman benda membahayakan ini.

Lagi-lagi ini soal bisnis. Ada uang besar yang berputar di balik barang memabukkan ini. Maka, jeratan akan terus menyebar, apalagi harganya semakin mahal ketika razia terus dilakukan aparat berwenang.

Lalu kenapa rehabilitasi yang dilakukan hasilnya kadang kurang maksimal? Dari pengalaman sebagai seorang hipnoterapis klinis, untuk menghentikan seseorang dari kecanduan Narkoba, ada beberapa aspek yang harus diatasi.

Pertama, secara medis. Ini ramahnya para dokter. Dari jalur ini, yang bisa dilakukan adalah melakukan detoksifikasi atau membersihkan saluran darah dari paparan zat Narkoba. Ini dilakukan agar efek candunya hilang, sehingga pasien tidak lagi sakau. Sebab, jika saluran darahnya belum bersih dari kandungan zat ini, hasil rehabilitasi akan kurang maksimal.

Selain itu, ada jalur kedua yakni kesehatan mental atau kejiwaan. Ini juga harus diatasi. Mereka yang kecanduan, pasti ada dorongan dari dalam diri untuk terus menggunakan Narkoba. Dorongan diri inilah yang harus dihilangkan.

Sebagai hipnoterapis klinis, saya bekerja melalui jalur ini, jalur pikiran bawah sadar. Dari pemahaman yang kami dapatkan selama ini di ruang praktik, untuk kasus kecanduan narkoba, setidaknya ada 3 bagian diri yang 'sekongkol' untuk terus mengonsumsi narkoba. Bagian diri itu biasa kami sebut ego personality (EP). Tiga EP yang harus dibereskan adalah, EP provokator, EP pelaksana, dan EP penikmat. Dalam beberapa kasus, bahkan ada EP lain lagi yang juga terlibat. Ini tergantung dari masing-masing klien.

Dari proses terapi melibatkan pikiran bawah sadar ini pula akan diketahui, apa yang menjadi penyebab awal seseorang kecanduan Narkoba. Jika penyebab ini berhasil ditemukan dan diatasi, maka proses penanganan kecanduan dari jalur pikiran ini hasilnya akan sangat maksimal.   

Dengan demikian, maka penanganan kasus kecanduan Narkoba baik medis maupun nonmedis, harus berjalan secara pararel agar proses rehabilitasi bisa benar-benar berhasil dengan baik.  

Bagaimana menurut Sahabat?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun