Mohon tunggu...
Endro S Efendi
Endro S Efendi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Trainer Teknologi Pikiran

Praktisi hipnoterapis klinis berbasis teknologi pikiran. Membantu klien pada aspek mental, emosi, dan pikiran. Aktif sebagai penulis, konten kreator, juga pembicara publik hingga tour leader Umroh Bareng Yuk. Blog pribadi www.endrosefendi.com. Youtube: @endrosefendi Instagram: @endrosefendi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Prank Tak Pantas, Ini yang Kemungkinan Dialami Ferdian Paleka

4 Mei 2020   19:17 Diperbarui: 5 Mei 2020   17:28 1323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
screen shoot akun youtube Ferdian. dok

Disebutkan, narsistik adalah kondisi gangguan kepribadian dimana seseorang akan menganggap dirinya sangat penting dan harus dikagumi.

Pengertian akan kepribadian narsistik sendiri berasal dari Yunani, ketika seseorang pemuda bernama Narcissus jatuh cinta pada bayangannya sendiri ketika tidak sengaja melihat dirinya pada kolam air.

Pengidap kepribadian narsistik biasanya merasa bahwa dirinya memiliki pencapaian yang luar biasa dan lebih baik dari orang lain dan merasa bangga secara berlebihan pada dirinya. Hal tersebut terjadi meskipun pencapaian yang dimiliki biasa saja.

Pengidap  narsistik juga biasanya memiliki tingkat empati yang rendah kepada orang lain, dan menganggap dirinya memiliki kepentingan yang lebih tinggi dari orang lain.

Pengidap gangguan kepribadian narsistik memiliki perasaan yang mudah tersinggung dan bisa dengan mudah merasakan depresi ketika mereka dikritik orang lain, meskipun mereka memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi.

Dilihat dari definisi penyakit narsistik tersebut, boleh jadi Ferdian mengarah pada gejala itu. Sikapnya yang memandang rendah transpuan, tentu tak bisa dianggap remeh. Bahwa mungkin dalam tatanan kehidupan sosial dianggap sesuatu yang tidak normal, namun dalam hak asasi manusia, keberadaan mereka tetap harus dihargai sebagai manusia seutuhnya.

Jika mau jujur, silakan tanyakan pada para transpuan tersebut, mereka pun tak mau lahir dalam kondisi seperti itu. Namun, banyak hal yang sangat kompleks sehingga hidup sebagai seorang transpuan harus dijalani.

Dari pengalaman membantu klien lesbian, gay, biseks dan transgender (LGBT) di ruang praktik hipnoterapi klinis, nyatanya banyak hal yang melatari kenapa seseorang hidup dalam lingkaran LGBT. Ada yang karena faktor lingkungan, hingga disebabkan pola asuh di masa kecil yang kurang tepat. Ada pula yang secara hormonal atau secara fisik memang tidak terlihat jelas apakah dirinya seoang laki-laki atau perempuan.

Pendek kata, tak ada yang mau dilahirkan dalam kondisi seperti itu. Jadi siapa pun orangnya, bahkan setinggi apa pun pangkat dan jabatannya, adalah tidak elok merendahkan harkat dan martabat mereka. Sekaya apa pun kehidupan sosial seseorang, tak patut memandang rendah kondisi mereka.

Jika pun tak mampu membantu mereka, cukup dengan tidak merendahkan keberadaan mereka, itu sudah sangat luar biasa. Apalagi jika ada yang memang mau merangkul, dan membimbing keberadaan mereka dengan kegiatan yang baik dan positif.

Bagaimana menurut sahabat?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun