Mohon tunggu...
Endro S Efendi
Endro S Efendi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Trainer Teknologi Pikiran

Praktisi hipnoterapis klinis berbasis teknologi pikiran. Membantu klien pada aspek mental, emosi, dan pikiran. Aktif sebagai penulis, konten kreator, juga pembicara publik hingga tour leader Umroh Bareng Yuk. Blog pribadi www.endrosefendi.com. Youtube: @endrosefendi Instagram: @endrosefendi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Wiranto Ditusuk, Simpati atau Mengutuk?

11 Oktober 2019   09:41 Diperbarui: 11 Oktober 2019   11:44 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semakin sering terpapar informasi seperti itu, maka semakin kuat pula ideologi itu tertanam. Apalagi jika dibarengi dengan simbol-simbol agama, dampaknya akan berlipat ganda lebih kuat. Kenapa? Karena letak agama ada di pusat pikiran bawah sadar. Apa pun yang menyangkut agama, akan diterima dengan cepat tanpa penolakan. 

Menolak sesuatu yang ada simbol agama, dianggap dosa besar dan neraka tempatnya. Faktor kritis pikiran bawah sadar tidak akan mampu lagi melakukan penyaringan dan menganggap semua data dan fakta itu sebagai sebuah kebenaran.  

Fakta yang terjadi saat ini, teroris tidak melulu adalah seseorang yang mengangkat senjata dan melakukan bom bunuh diri atau melakukan aksi kekerasan. 

Teroris sesungguhnya adalah mereka yang menebar konten kebencian dan selalu sembunyi di balik layar. Sebab, merekalah yang kemudian mampu menembus pikiran bawah sadar ribuan bahkan jutaan orang di bumi ini.

Konten dibalas dengan konten. Itulah yang harus dilakukan. Nyatanya, pemerintah memang kewalahan menghadapi serbuan konten digital yang merusak persatuan bangsa ini. Akan selalu ada kelompok yang ingin negara ini satu warna dan satu aliran saja. Padahal nyatanya, indahnya taman berasal dari warna bunga yang berbeda-beda.

Penulis usai mendapat kuliah umum dari Wiranto di Lemhannas, 2018. dok pribadi
Penulis usai mendapat kuliah umum dari Wiranto di Lemhannas, 2018. dok pribadi

Entah, hidup seperti apa yang diharapkan para 'teroris digital' ini . Namun yang pasti, di pikiran bawah sadar para pelakunya, kebencian sudah merasuk sampai ke sel tubuh paling dalam. Sehingga kebenaran sebesar gunung pun tetap akan tak ada gunanya karena gumpalan kebencian tadi.

Semoga saja, di Hari Kesehatan Jiwa se-Dunia ini, masih banyak warga bangsa ini yang waras dan sehat baik secara fisik dan mental. Andai saja setiap individu mau menggunakan nurani dan akal sehatnya, pastilah negara ini sudah maju melesat.

Sayangnya, lagi-lagi kebencian sudah merasuk sampai berkarat. Semoga Allah tetap memberikan kesehatan fisik serta kesehatan mental dan kejiwaan yang maksimal untuk sahabat semuanya. Sehingga, apa pun yang terjadi pada negeri ini, kita tetap bisa semangat dan tersenyum menghadapinya.

Bagaimana menurut sahabat?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun