Mohon tunggu...
Endro S Efendi
Endro S Efendi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Trainer Teknologi Pikiran

Praktisi hipnoterapis klinis berbasis teknologi pikiran. Membantu klien pada aspek mental, emosi, dan pikiran. Aktif sebagai penulis, konten kreator, juga pembicara publik hingga tour leader Umroh Bareng Yuk. Blog pribadi www.endrosefendi.com. Youtube: @endrosefendi Instagram: @endrosefendi

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Inilah Film Paling Menakutkan Sepanjang Sejarah

30 September 2019   08:59 Diperbarui: 30 September 2019   09:26 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di setiap negara, boleh jadi ada film paling menakutkan bagi penduduk negeri. Nah bagi saya, penduduk negara ber-flower alias negara berkembang, film satu ini adalah film paling menakutkan sekaligus menyeramkan. Apakah film yang dibintangi Suzanna? Bukan. Sama sekali bukan.

Bagi saya, film yang dibintangi Suzanna itu malah lucu, sangat lucu. Ga ada takut-takutnya sama sekali. Film yang menakutkan bagi saya adalah film Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia alias G30S/PKI atau ada yang menyebut dengan Gestapu, Gerakan September Tiga Puluh. Sebab film itulah yang selalu sukses membuat saya tidak bisa tidur semalaman.      

Maka tak usah heran, begitu kalender menunjukkan tanggal 30 September, sejak bertahun-tahun lalu, saya selalu ketakutan. Yang ada di pikiran adalah suasana mencekam, menyeramkan, dan sangat menakutkan.

Ya, sejak duduk di sekolah dasar (SD), saya sangat trauma dengan film yang menunjukkan kekejaman Partai Komunis Indonesia (PKI). Terlepas benar tidaknya film ini, namun ritual tahunan dengan memutar film tersebut benar-benar berhasil membuat tidak bisa tidur semalam suntuk.

Dari mulai alunan musiknya, dialog-dialognya, semua masih lekat di pikiran bawah sadar. Walau kini tidak lagi melihat film ini, namun dengan mudah bayangan terkait semua adegan film, bisa muncul di pikiran secara nyata, tiga dimensi, dan berwarna.

Masih kuat di ingatan saya, setiap kali 30 September, selalu memilih tidur dengan ibu. Saya peluk erat tubuhnya dan seluruh wajah ini tenggelam di pelukannya. 

Meski televisi di rumah sudah dimatikan, ternyata suara televisi milik tetangga yang sedang menyaksikan film PKI ini tetap masuk di telinga. Jadilah diri ini semakin ketakutan, keringat dingin, dan tubuh semakin gemetar.

Beranjak dewasa, usia SMP, perasaan takut ini belum hilang. Setiap kali ada pemutaran film ini, lebih memilih menutup telinga dengan headphone berisi musik kesukaan.

Puncaknya ketika SMA, saat itu mewakili Kalimantan Timur mengikuti lomba pidato Hari Kesaktian Pancasila tingkat nasional di Jakarta. Lomba diikuti 26 peserta dari masing-masing provinsi. Jumlah provinsi saat itu hanya 27, dan ketika itu Papua sedang tidak ikut serta.

Usai lomba berlangsung di Kementerian Pendidikan Nasional di kawasan Fatmawati Jakarta, ternyata ada kunjungan ke Taman Mini Indonesia Indah (TMII) dan Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya. 

Saya benar-benar syok, kenapa harus berkunjung ke tempat yang selama ini saya takuti. Namun, sebagai wakil dari provinsi Kaltim, jelas harus menyembunyikan perasaan ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun