Beberapa orang tua sempat mengeluhkan anaknya yang ternyata menjadi penggemar berat artis K-Pop, misalnya BTS. Lebih spesifik lagi misalnya Jungkook yang hari ini sedang berulang tahun ke-22.Â
Saya hanya bisa tersenyum saat para orang tua ini menyampaikan keluhannya. Lah wong anak saya yang masih duduk di kelas 6 SD ketika itu pun menjadi penggemar artis K-Pop itu, he he he.
Lantas bagaimana mengatasi anak yang ternyata menjadi penggemar artis, baik artis dalam negeri maupun luar negeri? Termasuk K-Pop seperti BTS, Black Pink dan sejenisnya?Â
Ketika mengetahui bahwa anak perempuan terakhir saya juga gemar artis K-Pop, tentu tidak langsung melarang, apalagi marah. Percuma dimarahi, karena hal itu hanya akan membuat anak mengalami luka batin. Yang bisa dilakukan adalah, justru menjadikan rasa suka itu sebagai posisi tawar untuk banyak hal.
Kesukaannya dengan K-Pop tentu berawal dari gawainya. Awalnya hanya menyimak lagu-lagu sang artis kesukaan. Hingga akhirnya anak minta dibelikan album BTS asli alias impor dari negeri ginseng itu.Â
Harganya jelas lumayan. Lebih dari Rp 300 ribu, termasuk ongkos kirim ke Kaltim yang baru saja ditetapkan sebagai ibu kota negara, he he he.
Tak cuma album, kamus bahasa Korea pun diburu. Begitu juga semua buku yang mengandung aksara Korea, dikumpulkan. Beruntung ketika saya kunjungan kerja ke Korea Selatan beberapa waktu lalu, saya membawa beberapa media terbitan negara itu. Koran itu pula yang dilahap untuk dibaca dan diterjemahkan artinya.
Dukungan maksimal dari orang tuanya justru akan membuat anak semakin merasa dihargai, dan anak pun akan merasa semakin dekat dan merasa disayangi. Kalau sudah seperti itu, anak pun semakin mudah diajak berdiskusi dan bisa berkomunikasi dengan baik.
Kedekatan emosional akan semakin meningkat ketika orang tua benar-benar tahu momen spesial ini. Gunakan aktor yang digemari itu sebagai figur otoritas sekaligus pintu masuk untuk menyampaikan arahan atau nasihat yang jelas.