Mohon tunggu...
Endro S Efendi
Endro S Efendi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Trainer Teknologi Pikiran

Praktisi hipnoterapis klinis berbasis teknologi pikiran. Membantu klien pada aspek mental, emosi, dan pikiran. Aktif sebagai penulis, konten kreator, juga pembicara publik hingga tour leader Umroh Bareng Yuk. Blog pribadi www.endrosefendi.com. Youtube: @endrosefendi Instagram: @endrosefendi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ini 7 Penyebab Dosen UGM Gantung Diri

16 Agustus 2019   22:02 Diperbarui: 16 Agustus 2019   22:09 6522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dunia pendidikan tinggi diterpa kabar kurang menyenangkan. Seperti dikabarkan Tribunnews.com, seorang dosen dari kampus ternama di Yogyakarta ditemukan gantung diri di teras rumahnya di daerah Nyutran, Wirogunan, Mergangsan, Kota Yogyakarta, DIY, Kamis (15/8/2019).  

Dosen bernama Budi Setiyanto (55), yang tercatat sebagai Dosen Fakultas Teknik Elektro Universitas Gadjah Mada (UGM) itu mengakhiri hidupnya dengan tali tambang.

Lantas, apa yang sebenarnya menjadi penyebab dosen cerdas itu harus memilih segera 'berhenti bernafas'? Tentu hanya almarhum yang tahu. Namun, mari kita mencoba melakukan analisa dari sisi pikiran. 

Sebab, dari sisi teknologi pikiran, secara umum ada 7 penyebab masalah yang membuat seseorang mengalami persoalan dan kondisi psikologisnya sangat terganggu.

Pertama adalah menghukum diri sendiri. Boleh jadi korban melakukan bunuh diri karena ingin menghukum diri sendiri, atas kesalahan yang sudah pernah dilakukannya. Tentu ini hanya sebatas dugaan. Namun memang tak jarang ada orang bunuh diri karena dirinya merasa bersalah sangat dalam dan dia ingin melakukan penghukuman pada dirinya sendiri.

Kedua pengalaman masa lalu. Bisa jadi ada pengalaman masa lalu yang kurang nyaman, sehingga merasa trauma dan terganggu. Akibatnya sang dosen melakukan tindakan menghabisi nyawanya sendiri.

Ketiga, adanya konflik internal. Bisa saja ada konflik internal atau istilahnya ada perang batin yang membuat dosen ini memiliki persoalan. Contoh ketika sakit hati dengan seseorang, pasti sejatinya ingin memaafkan. 

Namun belum tentu bagian diri lainnya juga memaafkan. Di situlah konflik terjadi. Ada batin yang berontak. Jika tidak kuat menghadapi pemberontakan batin, maka di situlah akhirnya memilih menghabisi diri sendiri

Keempat, masalah yang belum terselesaikan. Jika ada masalah menggantung di masa lalu yang belum tuntas, tentu dampaknya akan semakin membesar seperti bola salju dan akhirnya tidak tahan sehingga memilih jalan pintas.

Kelima, ada keuntungan atau manfaat tersendiri dari persoalan itu. Jangan-jangan almarhum ingin menarik perhatian dari bunuh diri itu. Ya bisa saja karena selama ini diabaikan atau kurang diperhatikan oleh seseorang, sehingga butuh perhatian dengan cara itu

Keenam, identifikasi atau meniru. Boleh jadi juga dosen ini meniru orang lain yang juga melakukan bunuh diri. Sehingga hal itu dijadikan model untuk melakukan hal yang sama.

Ketujuh, ini yang terakhir adalah penanaman kepercayaan atau keyakinan. Ini juga bisa jadi persoalan. Boleh jadi ada yang melakukan perundungan pada sang dosen. Entah siapa yang melakukannya. Namun jika ini terjadi, tentu saja bisa menjadikan sang dosen tertekan dan akhirnya memilih mengakhiri hidupnya.


Dari 7 penyebab itu, tentu hanya korban yang tahu motifnya melakukan bunuh diri. Semoga saja, aparat yang berwenang juga berhasil mengungkap kasus ini sehingga menjadi lebih terang benderang. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun