Semua keputusan tentu tidak bisa memuaskan banyak pihak. Itu sangat benar. Saya pun setuju dengan pendapat itu. Namun setidaknya, ambillah keputusan yang dampaknya sangat minimal. Lihatlah di dunia maya, begitu cerdasnya masyarakat melontarkan kritik. Ada yang beli nasi goreng pun pakai zonasi. Apa pula guyonan dengan gambar rumah yang diangkat, demi mendekati sekolah.
Ada lagi yang mengatakan, anak pintar kalah dengan yang banyak rumah. Sebab ketika punya rumah di mana-mana, maka bisa memilih sekolah yang sesuai keinginan, yang penting di dekat rumah. Baru kali ini, RT sampai lurah pun harus sibuk saat pendaftaran sekolah karena diminta surat keterangan domisili.
Tapi saya yakin, ini pasti akan berubah. Sistem ini sudah baik, namun hanya perlu ditata kembali. Sistem zonasi masih perlu dilakukan, namun porsinya bisa disesuaikan dengan keadaan. Indonesia ini tidak merata. Maka keputusan soal hal ini juga tidak bisa dipukul rata.
Mudah-mudahan menteri pendidikannya nanti rajin-rajin keliling semua daerah di Indonesia. Sehingga mata akan terbuka, dan kebijakan yang diambil benar-benar sesuai dengan kaca mata nusantara.
Bagaimana menurut sahabat?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H