Mohon tunggu...
Endro S Efendi
Endro S Efendi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Trainer Teknologi Pikiran

Praktisi hipnoterapis klinis berbasis teknologi pikiran. Membantu klien pada aspek mental, emosi, dan pikiran. Aktif sebagai penulis, konten kreator, juga pembicara publik hingga tour leader Umroh Bareng Yuk. Blog pribadi www.endrosefendi.com. Youtube: @endrosefendi Instagram: @endrosefendi

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Ingin Sedekah di Jalan? Cek Alarm Anda

14 Mei 2019   15:00 Diperbarui: 14 Mei 2019   15:10 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memberikan sedekah di jalan hingga kini masih menuai pro dan kontra. Bahkan ada beberapa tempat, pemerintah daerahnya melarang warganya bersedekah di jalan, terutama di perempatan atau di pemberhentian lampu lalu lintas.

Ada yang beranggapan memberikan sedekah di jalan sangat mengganggu aktivitas warga lain. Ada pula yang menyampaikan bahwa memberikan sedekah di jalan hanya akan memunculkan moral hazart atau kebiasaan buruk pada penerimanya.

Lantas bagaimana sebaiknya? Bukankah memberi atau berbagi adalah kegiatan mulia yang bahkan dianjurkan pula di Alquran?

Sebetulnya di dalam diri setiap orang ada hati kecil, ada hati nurani, yang memiliki sinyal atau alarm sangat sensitif. Sinyal ini otomatis berbunyi jika seseorang ingin memberikan sedekah namun kurang nyaman.

Silakan saja dites. Misalnya sedang berada di perempatan jalan, di lampu merah. Kemudian ada sekelompok anak muda yang mengamen. Tapi lihat penampilannya, telinganya bertindik. Tubuhnya penuh tato dan berambut gondrong. Satu lagi, di jarinya terselip rokok yang sudah dibakar.

Bagaimana perasaan Anda sekarang. Apa yang muncul di hati kecil? Apakah bersedia memberi mereka atau tidak? Jawabannya tentu berbeda-beda. Karena alarm setiap orang juga berbeda.

Positif atau tidak positif pandangan setiap individu pada pengamen tersebut bergantung pada cara berpikir setiap orang dalam menjalani kehidupannya masing-masing. Dengan demikian, sedekah di jalan tergantung dari sinyal yang muncul dari setiap individu.

Jika merasa nyaman, tak ada salahnya menyisihkan rezeki kepada mereka yang merasa membutuhkan. Uang yang disedekahkan toh tak akan membuat diri Anda tidak kaya lagi. Sebaliknya, mudah-mudahan rezeki yang Anda berikan membantu penerima sedekah supaya segera kaya, kemudian bisa menjalani hidup lebih baik.

Abaikan soal pro dan kontra memberi sedekah tadi. Kembalikanlah pada nurani masing-masing. Berilah hati kecil berlatih sensitivitas. Sehingga pada akhirnya nanti, si hati kecil mulai peka. Bahkan akan terlatih melihat orang lain dan segera memberikan penilaian mana orang yang betul membutuhkan, atau mereka yang meminta sedekah dengan niat kurang baik.

Pastikan saat memberikan sedekah, lengkapi dengan senyuman. Sebab, senyum kita adalah rezeki bagi orang lain. Pun sebaliknya senyum orang lain adalah limpahan rezeki buat kita semua.

Bagaimana menurut sahabat?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun