Mohon tunggu...
Endro S Efendi
Endro S Efendi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Trainer Teknologi Pikiran

Praktisi hipnoterapis klinis berbasis teknologi pikiran. Membantu klien pada aspek mental, emosi, dan pikiran. Aktif sebagai penulis, konten kreator, juga pembicara publik hingga tour leader Umroh Bareng Yuk. Blog pribadi www.endrosefendi.com. Youtube: @endrosefendi Instagram: @endrosefendi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Penyebab Pilot Lion Air Pukul Karyawan Hotel dari Sisi Teknologi Pikiran

4 Mei 2019   12:25 Diperbarui: 4 Mei 2019   13:24 2045
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lion Air Flight 610/lion air

Tangkapan layar TvOne
Tangkapan layar TvOne

Apa yang saya tuliskan di atas hanyalah prediksi. Penyebab pastinya hanya bisa diketahui jika sang pilot bersedia menjalani sesi hipnoterapi klinis untuk mencabut program marah berlebihan yang tertanam di pikiran bawah sadarnya.

Jika saya menganalogikan cara kerja pikiran seperti kompor gas, maka program pikiran bawah sadar itu ibarat apinya. Sementara kejadian tertentu adalah gas elpiji. Sedangkan percikan bunga api yang muncul saat menyalakan kompor, ibarat muatan emosi atau perasaan.

Gas elpiji adalah netral. Tak akan pernah terbakar selama tidak ada percikan api. Begitu pula dengan semua kejadian yang dialami sehari-hari. Semuanya netral, sampai seseorang memberikan muatan emosi atau perasaan pada kejadian itu. Sedikit saja diberikan muatan emosi, baik positif maupun tidak positif, maka sejak itulah program pikiran bawah sadar akan tercipta.

Sebagai contoh, kurang tertibnya kondisi lalu lintas di Jakarta adalah kejadian yang netral dan sudah biasa terjadi. Semua jalanan penuh oleh kendaraan, sehingga arus lalu lintas kurang lancar. Jika tidak ada emosi tertentu, maka kurang lancarnya lalu lintas itu ya biasa saja. Santai saja, nikmati saja. Karena itulah Jakarta.

Akan tetapi, sekali saja seseorang memberikan muatan emosi kesal atau jengkel bin bete. Maka akan langsung tercipta program baru di pikiran bawah sadar. Jika sudah seperti itu, maka setiap kali mendapati arus lalu lintas tidak lancar atau jalanan penuh, maka langsung muncul rasa tidak nyaman, kesal, hingga bete dan uring-uringan. 

Boleh jadi itu pula yang dialami sang pilot. Mungkin sudah ada program di pikiran bawah sadarnya sehingga kejadian itu otomatis menjalankan program marah bahkan sampai memukul. Padahal, saya yakin banyak pilot lain pernah mengalami hal yang sama, tapi tak perlu marah. Cukup komplain dan disampaikan dengan baik. Tentu disertai harapan agar ke depan layanannya bisa lebih baik dan lebih maksimal.

Saat saya mengikuti Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LVII di Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI di Jakarta selama 7 bulan, selama itu pula saya bergantung pada layanan binatu. Sesekali tentu saja ada hasil cucian yang kurang maksimal. Tapi untuk apa marah? Memangnya marah bisa membuat seragam seketika langsung licin dan rapi? Toh tinggal disampaikan dan diberi tahu dimana letak kekurangannya. Beres bukan?

Saya hanya membayangkan, bagaimana mungkin seorang pilot bisa mengemudikan pesawat dengan maksimal jika amarahnya mudah meledak. Bukankah dalam kejadian tertentu, ketenangan emosi sangat dibutuhkan?

Semoga tak ada lagi oknum pilot yang mudah marah. Semoga semua pilot di dunia ini selalu sehat, nyaman, bahagia dan sejahtera lahir dan batin. Semoga semua pilot menjalani profesinya dengan penuh rasa cinta dan kasih sayang. Sehingga energi positifnya bisa menyebar dan berimbas pada kenyamanan para penumpangnya. 

Demikianlah harapannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun