Mohon tunggu...
Endro S Efendi
Endro S Efendi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Trainer Teknologi Pikiran

Praktisi hipnoterapis klinis berbasis teknologi pikiran. Membantu klien pada aspek mental, emosi, dan pikiran. Aktif sebagai penulis, konten kreator, juga pembicara publik hingga tour leader Umroh Bareng Yuk. Blog pribadi www.endrosefendi.com. Youtube: @endrosefendi Instagram: @endrosefendi

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Ternyata Kedua Pasangan Ini Pakai Ilmu Hipnosis

5 April 2019   19:50 Diperbarui: 6 April 2019   05:48 762
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemilihan Presiden 2019 kali ini memang sangat luar biasa. Apalagi di jagat media maya. Semua saling menjagokan figur andalannya. Tak hanya itu, bumbunya ditambah lagi dengan saling hujat. Bahkan ada yang kebanyakan bumbu sampai-sampai terasa keasinan, bahkan memberikan efek eneg atau mual.

Tapi itulah seninya. Sebab, semua yang terjadi saat ini sejatinya juga masih berhubungan dengan pikiran bawah sadar. Pasti sudah banyak yang tahu bahwa pikiran bawah sadar mengendalikan setiap individu dengan rasio 95 bahkan sampai 99 persen. Sementara pikiran sadar hanya memegang kendali 1 sampai 5 persen.

Atas dasar itulah, tak mudah bagi setiap orang mempengaruhi orang lain. Mempengaruhi orang lain sama dengan mengubah pikiran bawah sadarnya.

Kondisi saat ini, khususnya dalam pemilihan presiden, sebagian besar rakyat sudah memiliki pilihan masing-masing. Dan itu sudah masuk dalam pikiran bawah sadar. Jangan coba-coba mengubahnya, karena memang tidak mudah.

Meski segudang data dan fakta coba disuguhkan, hal itu tidak akan bisa mempengaruhi pikiran bawah sadar orang lain yang sudah memiliki pilihan. Kampanye dan propaganda yang saat ini dilakukan oleh setiap pasangan, tujuan utamanya adalah menyasar pemilih mengambang alias yang belum punya pilihan. Bahasa kerennya disebut swing voter. Pasangan yang bisa menembus pikiran bawah sadar swing voter inilah yang akan bisa memenangkan perebutan suara dalam Pemilu mendatang.   

Lantas bagaimana cara menembus pikiran bawah sadar? Ada lima cara menembus pikiran bawah sadar. Pertama, figur otoritas. Kedua, emosi intens. Ketiga, repetisi. Keempat, identitas kelompok. Kelima, relaksasi pikiran salah satunya dengan hipnoterapi. Saya mendapatkan pemahaman soal ini di kelas Scientific EEG & Clinical Hypnotherapy (SECH) Adi W Gunawan Institute of Mind Technology  di Surabaya.   

Maka, coba kita kulik satu demi satu lima cara tersebut. Entah disadari atau tidak, ternyata kedua pasangan dalam pilpres ini sudah memainkan lima jurus itu untuk mengambil hati rakyat, dalam hal ini, menembus pikiran bawah sadar. Ini pula yang disebut dengan kondisi hipnosis.

1. Figur Otoritas
Baik Jokowi-Ma'ruf Amin dan Prabowo-Sandiaga, kedua pasangan ini sudah sangat piawai memainkan figur otoritas mereka. Jokowi misalnya, mempertahankan figur yang tampil apa adanya.

Kemeja putih dengan lengan digulung. Kadang dipadu dengan celana kasual dan sepatu kets. Jadilah tampak merakyat. Bagi rakyat yang suka dengan gaya seperti ini, jelas figur Jokowi akan sangat disukai. Maka, meski ada yang menghujat, hal itu tidak akan banyak berpengaruh.

Begitu pula dengan pasangannya, Ma'ruf Amin, dengan mempertahankan penampilan tradisional, menggunakan sarung dan songkok. Namun jangan salah, beliau merupakan ulama yang cukup disegani di kalangan Nahdliyin.

Tentu saja, penampilannya yang seperti itu akan membuat para pemilih yang juga dari kalangan santri tidak mudah berpaling. Sebagai ulama, beliau sudah memiliki figur tersendiri dan akan lebih mudah mendapatkan simpati dari pendukung fanatiknya.

Lalu bagaimana dengan Prabowo. Sebagai mantan prajurit tentara, tentu beliau mempertahankan figur sebagai seorang hero atau pahlawan yang gagah berani. Tak heran jika penampilannya bahkan ingin mirip Soekarno yang sangat disegani di eranya. 

Bagi rakyat yang senang akan ketegasan, keberanian, merasa tertindas, merasa tidak diperhatikan, maka figur yang ditampilkan Prabowo jelas dianggap sangat mewakili isi hatinya.

Begitu pula dengan Sandiaga Uno. Menampilkan figur mewakili kaum milenial. Tampilannya selalu modis dan kasual. Dengan gaya seperti itu, tentu akan sangat mudah bagi kalangan muda menerima keberadaan Sandiaga.

Kekuatan figur tersebut tentu dipertahankan agar pemilih pemula bisa ditembus pikiran bawah sadarnya dengan mudah. Sebab, bagi para kaum muda, keberadaan Sandiaga dianggap sangat mewakili kepentingan mereka.

2. Emosi Intens
Emosi intens memang dengan mudah menembus pikiran bawah sadar. Itulah kenapa, para orang tua selalu diingatkan untuk tidak mengucapkan kata-kata atau kalimat kurang positif ketika marah pada anak. Sebab, saat kena marah, anak pasti sangat sedih.

Saat emosinya intens seperti itu, maka kalimat apa pun yang didengar, akan masuk pikiran bawah sadarnya. "Dasar anak nakal!!!" maka kata nakal itu yang akan masuk dan diterima sebagai program.

Pada kenyataannya, pikiran bawah sadar memang tidak mengenal sesuatu itu baik atau tidak baik, benar atau tidak benar. Pokoknya begitu perintah masuk, maka pikiran bawah sadar akan menjalankan program itu.

Simak kedua pasangan calon presiden yang ikut dalam pesta demokrasi kali ini. Keduanya sama-sama memainkan emosi intens. Bedanya, pasangan Jokowi-Ma'ruf memainkan emosi senang atau bahagia, sementara pasangan Prabowo-Sandiaga memainkan emosi sebaliknya.

Perhatikan, pasangan Jokowi-Ma'ruf selalu memunculkan keberhasilan, kehebatan dan semua hasil pembangunan yang akhirnya bisa diselesaikan dibanding era sebelumnya. Rasa senang bahagia adalah salah satu emosi intens. Rakyat tentu merasa bahwa Indonesia semakin hebat. Indonesia mengalami kemajuan pesat.

Apalagi ada beberapa kawasan yang selama ini sentuhan pembangunannya kurang maksimal. Lebih-lebih mereka yang merasakan sendiri dampak pembangunan itu. Baik itu jalan, jembatan, infrastruktur lainnya, hingga akta tanah gratis.

Dengan mudah rakyat akan menjatuhkan pilihan pada pasangan ini. Kenapa? Karena mereka merasakan emosi secara intens yaitu rasa senang dan bahagia atas apa saja, menurut versinya sendiri-sendiri.

Bagaimana dengan Prabowo-Sandiaga? Pasangan ini memainkan emosi intens sebaliknya. Rakyat diberikan rasa takut, rasa khawatir, dan rasa pesimistis. Jelas ini harus dilakukan, sebab pasangan ini bukan petahana. Jika menyampaikan emosi intens berupa keberhasilan, jelas tidak akan bisa menembus pikiran bawah sadar rakyat.

Serbuan tenaga kerja China ke Indonesia. Bangkitnya Partai Komunis Indonesia. Utang negara yang menumpuk. Larangan kumandang azan. Termasuk lemahnya kekuatan tentara Indonesia, adalah rasa takut dan rasa khawatir yang disampaikan ke rakyat, agar masuk dalam pikiran bawah sadar. 

Maka, dengan mudah rakyat yang merasa takut dan khawatir akan memilih pasangan ini. Sebab pasti ada janji rasa aman yang diberikan jika memilih pasangan tersebut.

Terlepas benar atau tidaknya isu atau propaganda, bahkan data dan fakta yang disampaikan kedua pasangan, pada akhirnya akan diterima oleh rakyat dengan persepsi pikiran bawah sadarnya masing-masing. Namun yang harus diingat, hal yang sangat vital di pikiran bawah sadar adalah soal agama. 

Maka jangan heran kedua pasangan sama-sama memainkan isu agama, untuk menembus pikiran bawah sadar rakyat. Pasangan pertama sengaja menggandeng ulama sebagai simbol agama, sementara pasangan satunya menegaskan didukung banyak ulama, juga untuk menegaskan simbol agama.

3. Repetisi
Repetisi atau pengulangan. Semua isu atau propaganda, termasuk data dan fakta yang sudah disebutkan di poin kedua tadi, harus terus diulang-ulang. Ini agar memperkuat informasi yang masuk dalam pikiran bawah sadar pemilih. 

Tak peduli bahwa informasi yang disampaikan nyata-nyata sebagai sebuah kebohongan. Namun, jika disampaikan terus menerus tanpa henti, maka kebohongan itu akan diterima sebagai kebenaran oleh pikiran bawah sadar.

Itulah kenapa, di pemilihan presiden kali ini, hoaks alias warta dusta sama-sama dimainkan oleh kedua kubu. Ini sengaja dilakukan lagi-lagi untuk menembus pikiran bawah sadar pemilih, terutama bagi swing voter yang masih galau dan belum mengambil sikap.

4. Identitas Kelompok
Identitas kelompok adalah salah satu cara untuk menembus pikiran bawah sadar. Itu sebabnya sekte sesat atau organisasi tertentu yang sudah dibubarkan, misalnya Gafatar, harus eksklusif. Tujuannya, dengan organisasi akan mudah memasukkan segala sesuatu, termasuk ideologi tertentu, ke pikiran bawah sadar.

Di Pilpres kali ini, setiap kubu juga sengaja membuat kelompok tertentu, atau organisasi khusus, yang tujuannya untuk memudahkan memasukkan data dan fakta ke pikiran bawah sadar. Tak cukup hanya kelompok berupa partai, namun kelompok seperti alumni, bahkan pengajian pun bisa menjadi sarana efektif mempengaruhi pikiran bawah sadar orang lain.

Sebab bagi sebuah kelompok, tentu akan sangat senang dan bangga jika kelompoknya diperhatikan. Apalagi jika kemudian pasangan ini dirasa sangat mewakili kepentingan kelompok tersebut. Tentu saja kelompok itu akan sangat solid memberikan dukungan.

5. Relaksasi Pikiran
Relaksasi pikiran salah satunya adalah melalui hipnoterapi. Jangan heran jika saat ini hipnoterapi menjadi salah satu alternatif utama bagi mereka yang ingin mengatasi masalah terkait pikiran. Stres, trauma, takut berlebihan, cemas berlebihan, dan berbagai kasus pikiran lainnya, bisa dituntaskan salah satunya dengan metode ini.

Relaksasi pikiran lainnya bisa dalam bentuk meditasi, hingga menenangkan diri melalui berdoa. Itu sebabnya, kedua pasangan tentu juga kerap melakukan doa bersama dengan pendukungnya, maupun bagi yang belum memberikan dukungan. Sebab, doa dengan suasana yang tenang dan kusyuk, menjadi salah satu cara yang efektif untuk menembus pikiran bawah sadar.

Itulah tadi 5 cara menembus pikiran bawah sadar, yang sudah dilakukan masing-masing pasangan. Bagi Anda yang sudah memiliki pilihan, saya yakin tak akan goyah dari pilihan itu. Bagi yang belum punya pilihan, maka cara paling mudah menentukan pilihan adalah dengan hati nurani Anda. Hati nurani itulah sebagai salah satu hasil kerja pikiran bawah sadar.

Segera pejamkan mata. Letakkan telapak tangan kanan ke dada sebelah kiri Anda. Ingat ya, dada milik sendiri, jangan dada milik orang lain.

Kemudian, bayangkan dan rasakan salah satu pasangan presiden dan wakil presiden. Cek perasaan Anda. Nyaman atau tidak? Kemudian, lakukan lagi cara yang sama untuk pasangan lain. Cek lagi perasaan Anda. Nyaman atau tidak?

Saya yakin, hati nurani Anda tidak akan berbohong. Bahkan meski ada yang mendapat sesuatu agar memilih pasangan tertentu, hati nurani tidak akan mudah berpaling dengan pilihan yang nyaman.

Bagaimana menurut Anda? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun