Mohon tunggu...
Endro S Efendi
Endro S Efendi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Trainer Teknologi Pikiran

Praktisi hipnoterapis klinis berbasis teknologi pikiran. Membantu klien pada aspek mental, emosi, dan pikiran. Aktif sebagai penulis, konten kreator, juga pembicara publik hingga tour leader Umroh Bareng Yuk. Blog pribadi www.endrosefendi.com. Youtube: @endrosefendi Instagram: @endrosefendi

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Ternyata Kedua Pasangan Ini Pakai Ilmu Hipnosis

5 April 2019   19:50 Diperbarui: 6 April 2019   05:48 762
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Kompas 

Tentu saja, penampilannya yang seperti itu akan membuat para pemilih yang juga dari kalangan santri tidak mudah berpaling. Sebagai ulama, beliau sudah memiliki figur tersendiri dan akan lebih mudah mendapatkan simpati dari pendukung fanatiknya.

Lalu bagaimana dengan Prabowo. Sebagai mantan prajurit tentara, tentu beliau mempertahankan figur sebagai seorang hero atau pahlawan yang gagah berani. Tak heran jika penampilannya bahkan ingin mirip Soekarno yang sangat disegani di eranya. 

Bagi rakyat yang senang akan ketegasan, keberanian, merasa tertindas, merasa tidak diperhatikan, maka figur yang ditampilkan Prabowo jelas dianggap sangat mewakili isi hatinya.

Begitu pula dengan Sandiaga Uno. Menampilkan figur mewakili kaum milenial. Tampilannya selalu modis dan kasual. Dengan gaya seperti itu, tentu akan sangat mudah bagi kalangan muda menerima keberadaan Sandiaga.

Kekuatan figur tersebut tentu dipertahankan agar pemilih pemula bisa ditembus pikiran bawah sadarnya dengan mudah. Sebab, bagi para kaum muda, keberadaan Sandiaga dianggap sangat mewakili kepentingan mereka.

2. Emosi Intens
Emosi intens memang dengan mudah menembus pikiran bawah sadar. Itulah kenapa, para orang tua selalu diingatkan untuk tidak mengucapkan kata-kata atau kalimat kurang positif ketika marah pada anak. Sebab, saat kena marah, anak pasti sangat sedih.

Saat emosinya intens seperti itu, maka kalimat apa pun yang didengar, akan masuk pikiran bawah sadarnya. "Dasar anak nakal!!!" maka kata nakal itu yang akan masuk dan diterima sebagai program.

Pada kenyataannya, pikiran bawah sadar memang tidak mengenal sesuatu itu baik atau tidak baik, benar atau tidak benar. Pokoknya begitu perintah masuk, maka pikiran bawah sadar akan menjalankan program itu.

Simak kedua pasangan calon presiden yang ikut dalam pesta demokrasi kali ini. Keduanya sama-sama memainkan emosi intens. Bedanya, pasangan Jokowi-Ma'ruf memainkan emosi senang atau bahagia, sementara pasangan Prabowo-Sandiaga memainkan emosi sebaliknya.

Perhatikan, pasangan Jokowi-Ma'ruf selalu memunculkan keberhasilan, kehebatan dan semua hasil pembangunan yang akhirnya bisa diselesaikan dibanding era sebelumnya. Rasa senang bahagia adalah salah satu emosi intens. Rakyat tentu merasa bahwa Indonesia semakin hebat. Indonesia mengalami kemajuan pesat.

Apalagi ada beberapa kawasan yang selama ini sentuhan pembangunannya kurang maksimal. Lebih-lebih mereka yang merasakan sendiri dampak pembangunan itu. Baik itu jalan, jembatan, infrastruktur lainnya, hingga akta tanah gratis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun