Mohon tunggu...
Endro S Efendi
Endro S Efendi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Trainer Teknologi Pikiran

Praktisi hipnoterapis klinis berbasis teknologi pikiran. Membantu klien pada aspek mental, emosi, dan pikiran. Aktif sebagai penulis, konten kreator, juga pembicara publik hingga tour leader Umroh Bareng Yuk. Blog pribadi www.endrosefendi.com. Youtube: @endrosefendi Instagram: @endrosefendi

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Penyebab dan Solusi Mengatasi Anak Malas Makan

19 Maret 2019   17:05 Diperbarui: 21 Maret 2019   15:17 849
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belum lama ini, saya mendapatkan pesan pendek dari seorang ibu di Jawa Barat. Sebut saja namanya ibu Ani. Dia mengeluhkan kondisi anaknya berusia 3 tahun yang sulit makan. Bahkan, sudah sempat masuk rumah sakit beberapa kali gara-gara si anak tidak mau makan. 

Akibatnya, ibunya semakin panik dan bingung. "Bagaimana ya pak? Saya sudah tidak tahu lagi harus berbuat apa?" tanyanya.

Apa yang dialami ibu Ani, lumrah terjadi. Ada saja anak yang enggan makan atau malas makan. Padahal boleh jadi anak bukannya malas makan, tapi memang belum lapar. Orang tua terkadang menggunakan "alarm" lapar miliknya, bukan menggunakan "alarm" lapar dari anaknya. Anak enggan makan bukan berarti tidak suka, boleh jadi memang "alarm" lapar anak belum berbunyi. Atau bisa juga enggan dengan tekstur makanan tertentu.

Secara alamiah, anak pasti memiliki rasa lapar. Jika sudah terasa lapar, tentu dia akan meminta makanan. Baik dalam bentuk padat atau cair. Lantas bagaimana jika anak enggan makan? Nah boleh jadi orang tua sendiri yang menjadi penyebabnya. Berikut beberapa hal yang boleh jadi merupakan penyebab anak enggan makan.

Tidak Menyenangkan

Bagi anak, boleh jadi makan adalah ritual yang tidak menyenangkan. Kenapa? Karena orangtua atau pengasuh, menjadikan proses makan adalah proses wajib. 

Coba perhatikan, tak sedikit ada anak yang langsung lari ketakutan atau menghindar ketika mendapati orangtuanya atau pengasuhnya membawa piring atau mangkok makanan. Jika sudah seperti itu, boleh jadi selama ini proses makan bukan lagi ritual menyenangkan bagi anak.

Belum lagi jika ada teriakan atau omelan. Hal itu akan membuat pikiran bawah sadar anak merekam peristiwa makan sebagai kejadian yang tidak patut diulang, dan hanya akan membuat rasa tidak nyaman semakin kuat dan meningkat.

Seiring waktu, anak memang akan mulai memberikan emosi dan perasaan pada setiap makanan. Rasa suka dan tidak suka akan tertanam di pikiran bawah sadarnya. Ada baiknya berilah muatan emosi menyenangkan pada proses makan pada anak.

Jangan sampai frustrasi dan kebingungan mencari cara dalam mengatasi anak susah makan. Yang perlu diatasi dulu adalah kedua orangtuanya, harus tetap tenang dan nyaman. Sebab biasanya, ketika si kecil terus menolak melahap makanan, suasana bisa berubah menjadi tegang. Akibatnya anak merasa "dipaksa" menyantap makanan yang tidak ia suka. 

Sementara orangtua khawatir anak kekurangan nutrisi akibat pilih-pilih makanan. Bila sudah begini, aktivitas makan pun menjadi tidak menyenangkan lagi, dan justru penuh tekanan.

Sekali lagi, hindari memaksa saat proses makan. Apalagi sampai ada bentakan atau amarah. Jadikan ritual makan selalu menyenangkan. Orangtua harus tenang dan nyaman saat mengajak anak makan. Memaksa anak makan makanan yang tidak ia sukai hanya akan meninggalkan trauma tentang makanan.

Tak Harus Nasi

Para orang tua, terutama pasangan muda, langsung panik dan merasa khawatir berlebihan ketika anaknya tidak mau makan. Apalagi jika anaknya tidak mau makan nasi. Padahal nasi bukanlah makanan utama yang wajib masuk ke perut anak. 

Coba perhatikan di negara lain, makanan utamanya bukan nasi, dan anak-anak pun tetap sehat tanpa nasi. Yang penting itu kandungan karbohidrat terpenuhi, bukan nasinya.

Adalah benar menurut pakar gizi, kebutuhan nutrisi yang mesti dipenuhi anak-anak yakni 55 sampai 60 persen karbohidrat, 15 persen protein, 30 persen lemak, dan sisanya makronutrien. Untuk bentuk karbohidratnya seperti apa, disesuaikan lagi dengan selera si anak.

Masih ada kentang atau sumber karbohidrat lainnya yang bisa jadi alternatif. Yang dikhawatirkan adalah ketika selalu dipaksa makan nasi, anak menjadi trauma lebih parah dan berkepanjangan. Inilah yang kemudian kerap saya jumpai di ruang praktik. Anak tidak mau makan nasi karena trauma.

Jadi, ketika anak tidak mau makan nasi, orang tua sebaiknya tetap tenang dan nyaman. Jangan malah memaksa, apalagi sampai mengejar anak bahkan dengan ancaman.

foto: detik.com
foto: detik.com
Maksimal 30 Menit

Waktu makan untuk anak sebaiknya tidak terlalu lama. Maksimal 30 menit. Ketika sudah tidak mau ya sudah. Jangan sampai ritual makan menjadi ritual yang membosankan dan tidak menyenangkan bagi anak.  

Jika anak terus dikasih makan, apalagi proses menyuap makanan sampai berjam-jam, ditambah lagi nanti diberi susu dua jam kemudian, anak akhirnya kehilangan "alarm" lapar dan tidak kenal lagi rasa lapar. Ini tentu sangat kurang baik untuk tumbuh kembangnya.

Perlu Kreativitas 

Sesekali menyajikan cemilan atau makanan kecil untuk anak juga sangat baik. Dengan demikian anak akan tahu bahwa ada tersedia makanan di meja makan. Saat dia lapar, dia jadi punya pilihan dan bisa meminta menu apa yang dia suka.

Kreatif dengan menu dalam bentuk dan warna akan membuat anak merasa penasaran, ini yang penting. Sehingga anak memiliki kesan yang baik pada makanan. Anak akan menganggap makan sebagai aktivitas menyenangkan. Ia akan menanti makanan seperti apa yang akan dihidangkan.

Memberikan makanan anak tidak harus langsung dalam porsi besar. Pikiran bawah sadarnya tentu akan merasa "tertekan" ketika melihat tumpukan makanan yang banyak. Berilah porsi kecil, dan bisa ditambah jika memang diperlukan.

Alat makan yang unik dan lucu juga bisa menjadi penarik misalnya bergambar karakter favorit atau berwarna cerah sesuai kesukaannya.

Atasi dengan Hypnosleep

Lalu bagaimana cara mengatasinya? Selain tetap nyaman dan tenang, cobalah menggunakan metode hypnosleep alias hipnosis menjelang tidur pada anak. Saat anak mau tidur malam, ketika matanya mulai kriyep-kriyep, usap tubuh atau kepalanya dengan lembut, kemudian ucapkan kalimat sugesti sebanyak 15 kali dengan singkat padat dan jelas.

Misalnya: "Makan itu sehat dan menyenangkan".  Sugestikan hal itu setiap malam menjelang tidur. Ini salah satu cara mengubah program di pikiran bawah sadar anak bahwa makanan memang diperlukan dan menyenangkan.

Metode Hipnoterapi Klinis

Jika anak sudah beranjak dewasa, misalnya sudah duduk di sekolah dasar, bahkan hingga SMP atau SMA tapi takut atau trauma dengan makanan tertentu, ada baiknya memerlukan bantuan hipnoterapis klinis. Dengan bantuan hipnoterapis, hal-hal yang menjadi penyebab anak enggan makan bisa diatasi atau dicabut.

Semoga bermanfaat.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun