Mohon tunggu...
Endro S Efendi
Endro S Efendi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Trainer Teknologi Pikiran

Praktisi hipnoterapis klinis berbasis teknologi pikiran. Membantu klien pada aspek mental, emosi, dan pikiran. Aktif sebagai penulis, konten kreator, juga pembicara publik hingga tour leader Umroh Bareng Yuk. Blog pribadi www.endrosefendi.com. Youtube: @endrosefendi Instagram: @endrosefendi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Rela Bayar Kencan Vanessa Rp 80 Juta? Ini Penyebabnya

7 Januari 2019   10:58 Diperbarui: 7 Januari 2019   11:42 475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jagat media maya kembali dibuat heboh di awal 2019. Ini setelah salah satu artis, Vanessa Angel diduga terlibat prostitusi online dengan tarif yang keren banget. Tarif kencan yang dipatok, menurut keterangan polisi bisa tembus Rp 80 juta. Bagi yang selama ini menggunakan sepeda motor, mendengar angka tersebut, tentu sudah membayangkan bisa untuk membeli sebuah mobil bekas. 

Atau bahkan bisa membayangkan untuk modal usaha.  Bagi yang selama ini punya impian menunaikan ibadah umrah, dengan uang sebesar itu, bisa digunakan untuk daftar 4 orang sekaligus.

Kabar ini hampir serupa ketika artis Bella Luna Ferlin (23) pada 2017 lalu diduga terlibat kawin kontrak senilai Rp 1 miliar dengan Razman Arif Nasution (43). Sebuah angka yang tidak sedikit.  Sampai sekarang belum jelas, apakah itu benar-benar pernikahan. Ataukah itu hanya biaya tidur selama 1 tahun? Hanya mereka berdua yang bisa menjawabnya.

Lantas, kenapa seseorang rela merogoh rekeningnya sebesar itu hanya untuk urusan 'nikmat sesaat'? Ini semua berhubungan dengan pikiran bawah sadar. Pikiran bawah sadar sejatinya tidak mengenal baik atau buruk, benar atau salah, pahala atau dosa, bahkan surga atau neraka. 

Selama program di dalam pikiran sudah masuk, maka sejak itu pula langsung dijalankan. Batas-batas logika sudah tidak dikenal lagi oleh pikiran bawah sadar.

Jika dilihat dari aspek positif, tentu cara kerja pikiran bawah sadar ini sangat luar biasa. Seseorang bisa memunculkan kemampuan terbaiknya, membangkitkan semangatnya untuk mencapai sesuatu. Semua yang menurut logika tidak mungkin, bagi pikiran bawah sadar bisa jadi mungkin. Dengan kekuatan pikiran bawah sadar, seseorang bisa melakukan sesuatu di luar batas kemampuannya sendiri.

Dilihat dari sisi kurang positif, ya itulah yang terjadi pada orang yang rela memesan jasa 'nikmat' dengan tarif yang dahsyat itu. Bahkan nyatanya, masih banyak orang yang rela membayar lebih mahal. Hanya mungkin belum terungkap.  

Kenapa ada yang mau 'buang uang' sebesar itu? Ini karena pikiran bawah sadarnya sudah bekerja. Salah satu yang membuat pikiran bawah sadar 'dipaksa' mewujudkan impian adalah karena ada unsur penasaran. Ketika seseorang sudah penasaran, maka tak ada lagi mahal atau murah. Semua harus diwujudkan. Penasaran ini adalah hasil kerja pikiran bawah sadar.

Jangan heran, ketika ada wanita yang menggunakan gaun panjang, namun ada sedikit belahan hingga mencapai paha, laki-laki akan lebih merasa penasaran. Boleh jadi ketika melihat wanita yang sudah memakai bikini malah biasa saja. 

Saat mendapat titipan barang, namun ada pesan dari penitip agar jangan sampai dibuka isinya, maka biasanya akan semakin penasaran untuk tahu apa isinya. Membaca kabar tarif kencan artis sampai Rp 80 juta pun, boleh jadi ada juga yang ikutan penasaran.   

Lalu bagaimana cara mengatasinya agar tidak penasaran dengan layanan nikmat dengan tarif tidak murah itu? Ajaklah pikiran bawah sadar menggunakan timbangan mental. Caranya dengan membuat daftar keuntungan dan kerugiannya.

Jika mengeluarkan dana sebesar itu, hanya untuk beberapa jam, apa untungnya? Kemudian buat juga daftar kerugiannya.

Bagi orang kaya sekalipun, uang Rp 80 juta misalnya, sudah bisa dipakai untuk mentraktir sahabat atau teman di restoran dengan menu yang nikmat. Apalagi hanya untuk mentraktir bakso di pinggir jalan. Pasti masih banyak sisanya.

Bagi yang punya jiwa sosial, dana sebesar itu bisa dipakai untuk memberikan beasiswa untuk 8 anak asuh selama 1 tahun. Ini dengan asumsi setiap anak dapat beasiswa Rp 10 juta.

Belum lagi bagi para jomblo yang sudah kebelet menikah, tentu dana sebesar itu bisa cukup sebagai modal membangun rumah tangga baru, tentu secara sederhana. Dengan cara ini, pikiran bawah sadar akan menggunakan timbangan mentalnya lebih bijaksana.

Lalu bagaimana dilihat dari sisi Vanessa? Jika memang benar terlibat, lantas kenapa mau melakukannya? Ini juga tergantung dari timbangan mental pada pikiran bawah sadarnya.

Sebagai contoh, ada seseorang yang takut dengan kucing. Meski takut, bisa saja timbangan mentalnya dipermainkan. Misalnya, ditawarkan uang Rp 1 juta untuk memegang kucing sebentar saja. Masih takut, coba nilai uangnya dinaikkan menjadi Rp 10 juta. Jika masih takut, bagaimana jika dinaikkan lagi menjadi Rp 100 juta, bahkan Rp 1 miliar?

Mendengar angka Rp I miliar hanya untuk memegang kucing sebentar, bisa jadi, timbangan mentalnya mulai bergeser. Dari yang awalnya takut, menjadi berani karena ada iming-iming tertentu.

Masih ingat acara Fear Factor, sebuah tayangan yang mempermainkan perasaan takut setiap orang. Karena hadiah yang menggiurkan, rasa takut berhasil diatasi, karena timbangan mentalnya otomatis bergeser dengan sendirinya.

Itu pula yang terjadi pada Vanessa. Awalnya bisa saja memiliki timbangan mental yang bijaksana. Namun, ketika muncul tawaran angka semakin besar, timbangan mentalnya bisa saja bergeser. Apalagi jangka waktunya hanya beberapa jam.

Persoalan ini bisa terjadi pada siapa saja. Bagi pemilik uang, dengan leluasa bisa mempermainkan timbangan mental lawan jenisnya. Sebaliknya, seseorang pun bisa luluh dan tergiur, tatkala timbangan mentalnya lebih mengedepankan nilai uang, ketimbang harga dirinya sendiri secara utuh.

Semua berpulang pada individu masing-masing. Timbangan mental paling penting tentu saja nilai-nilai kebenaran, kebijaksanaan dan keimanan. Jika timbangan mental ini sudah tidak ada, maka dengan mudah nilainya akan digeser dengan kebutuhan sesaat.

Bagaimana menurut Anda?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun