Kondisi ekonomi akan menjadi sebuah tantangan baru bagi dunia. Dalam siklus 9 tahunan, angka 3 merupakan sebuah gelombang tinggi bersifat sesaat. Jika tidak berhati-hati, maka perbaikan ekonomi akan menjadi hal semu. Sikap optimistis yang tidak didukung dengan perencanaan sempurna, akan menjadi bumerang bagi pelaku usaha.
Dari sisi filsafat, segi tiga bisa stabil jika berada dibentuk dasar, dan sebaliknya, tidak stabil ketika tidak dalam bentuk dasar. Di satu sisi, segi tiga melambangkan tekanan dinamis agresif, namun di sisi lain, segi tiga mewakili kekuatan stabil.
Selain itu, sifat segi tiga juga mempunyai makna kekuasaan, karena ketiga sisinya dapat menunjukkan pergerakan berdasarkan ke mana mereka menunjuk.
Berdasarkan filsafat ini, maka kita akan melihat perbedaan mencolok dari sisi sosial politik di antara berbagai negara di dunia. Negara adidaya yang cenderung menguasai dunia dalam beberapa dekade sebelumnya, akan merasakan berada pada posisi tidak stabil, sebab kekuatan agresi akan menjadi hal penting.
Di sisi lain, negara yang dapat menjaga ritmenya dalam mengedepankan kesejahteraan rakyatnya, akan menikmati posisi stabil. Dalam kondisi tersebut, hukum dan ilmu pengetahuan akan menjadi instrumen yang dapat menguatkan posisi negaranya.
Bagaimana dengan Indonesia di 2019?
Pengaruh angka 3 pada tahun universal akan mempengaruhi Indonesia. Namun Indonesia mempunyai dua angka penting berasal dari tanggal kelahiran dan nama Republik Indonesia.
Secara mengejutkan, kedua angka yang muncul pada 2019 bagi Indonesia, adalah angka 1. Hal ini berarti bahwa pandangan Indonesia hanya kepada satu energi saja, yaitu energi Angka 1. (Dalam Numerologi, hal ini disebut dengan Strong 1)
Hal yang mencolok dari energi angka Strong 1, adalah awal yang baru. Sesuatu yang baru, dari segala aspek akan terus bermunculan. Kekuatan angka 1 yang terbesar biasanya dimiliki mereka yang mandiri dan berprinsip kuat.
Tahun 2019 adalah tahun politik, sebab pemilihan presiden dan legislatif dilakukan secara bersamaan. Secara mengejutkan, kita akan melihat perubahan tatanan legislatif. Wajah milenial baru akan banyak memenuhi senayan, dan akan didominasi mereka yang mampu membawa perubahan bagi bangsa. Demikian halnya dengan tatanan eksekutif, susunan menteri kabinet akan berubah menjadi sangat drastis, siapapun presidennya.
Dari sisi ekonomi, kita melihat optimisme pemerintah terhadap laju dan pertumbuhan akan tidak sesuai dengan harapan dari dunia internasional. Kunci keberhasilan bagi pemerintah, adalah membuat kebijakan baru, tanpa adanya intervensi kepentingan dari dunia internasional.
