"Wahai tubuhku, aku meminta maaf jika selama ini sudah berbuat zalim padamu. Mengabaikan kesehatanmu, dan membiarkan kamu bekerja siang malam tanpa henti untukku..., bolehkah aku meminta maaf dengan setulus-tulusnya?" Pertanyaan ini diajukan sembari telapak tangan kanan menempel lembut di dada sebelah kiri.
Jika merasa sudah ada jawaban, dan semua perasaan nyaman, maka sampaikan pertanyaan kedua.
"Wahai tubuhku yang memunculkan rasa sakit atau kram ini, bolehkah aku meminta maaf padamu? Aku tahu, rasa sakit ini muncul pasti ada tujuannya. Karena itu, apa pun tujuannya aku benar-benar memohon maaf. Bolehkah aku dimaafkan?"Â
Pertanyaan ini harus diajukan dengan tulus dan penuh welas asih. Betapa tubuh adalah organ yang selama ini sudah bekerja tanpa henti untuk Anda, namun jarang mendapat perhatian khusus.
Jika terasa mendapat jawaban dan diri sudah sangat nyaman, maka boleh menyampaikan dialog selanjutnya.
"Bolehkah aku memohon, beri aku rasa yang nyaman setiap kali menstruasi. Aku akan berusaha semaksimal mungkin menjaga dirimu. Istirahat yang cukup, dan memanfaatkan waktu lebih sehat dan berkualitas. Boleh ya?"Â
Tunggu jawaban di dalam diri Anda, dan pastikan semuanya nyaman.
Jika ada perasaan tidak nyaman, terus bujuk dan negosiasikan dengan baik.
Jika ada nasihat yang muncul, dengarkan dan berjanjilah untuk menjalani nasihat itu.
Setelah itu, dengan memejamkan mata dan atur nafas yang nyaman dan dalam, berikan kasih sayang yang tulus dan lembut pada bagian tubuh yang sebelumnya terasa kram atau sakit.