Lalu bagaimana jika tidak ada pesawat? Ya itulah yang membuat semua bersyukur. Artinya pegawai bandara tak perlu kerja. Sopir taksi bandara pun tak lagi perlu mengemudikan kendaraan. Pun petugas portir bandara bisa tidur sepuasnya. Sebagai umat yang baik, mereka sangat yakin, rezeki sudah ada yang mengatur, tidak akan tertukar.
Maka, aneh rasanya kalau ada kota tetangga yang ketakutan jika Samarinda punya bandara. Seolah-olah Yang Mahakuasa tak lagi adil dan pasti memberi bencana jika landasan pesawat di Samarinda juga sama panjangnya. Apakah mereka takut ada rezeki yang tertukar?
Tidakkah mereka bersyukur sudah punya bandara yang besar dan megah? Tidakkah mereka bersyukur punya pantai yang bisa dikunjungi oleh sanak keluarga? Tidakkah mereka bersyukur pelabuhannya selalu disinggahi kapal ukuran besar yang bisa membawa penumpang ke mana saja? Lantas, nikmat mana lagi yang mereka dustakan? Haruskah nikmat yang banyak itu masih harus dibumbui sikap iri dengki dengan Samarinda? Entahlah.
Sebagai warga yang baik, saya hanya bisa menunggu saja. Ada bandara atau tidak, warga Samarinda terbukti bisa melanglang buana ke mana saja. Untuk warga kota tetangga, mari doakan agar mereka tidak lupa untuk selalu bahagia. Semoga.
sumber: www.prokal.co
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI