Mohon tunggu...
Endro S Efendi
Endro S Efendi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Trainer Teknologi Pikiran

Praktisi hipnoterapis klinis berbasis teknologi pikiran. Membantu klien pada aspek mental, emosi, dan pikiran. Aktif sebagai penulis, konten kreator, juga pembicara publik hingga tour leader Umroh Bareng Yuk. Blog pribadi www.endrosefendi.com. Youtube: @endrosefendi Instagram: @endrosefendi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Tiang Listrik Pun Menempati Posisi Populer

18 November 2017   00:29 Diperbarui: 18 November 2017   09:31 3921
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Benda apa yang paling populer sepanjang 2017 ini? Jawabannya boleh jadi adalah 'tiang listrik'. Sejak mobil yang ditumpangi Setya Novanto dikabarkan menabrak tiang listrik, dan dikabarkan langsung dilarikan ke rumah sakit, sontak tanda pagar (hastag) save tiang listrik beredar di lini masa media sosial.

Pada mesin pencarian Google, bahkan tiang listrik menempati posisi paling atas, dengan jumlah pencarian lebih dari 50 ribu kali. Setidaknya, itulah data yang sempat terpantau hingga Sabtu (18/11/2017) pukul 00.46 WITA.

Tak hanya 'tiang listrik', dalam waktu yang sama, pencarian menggunakan kata 'meme tiang listrik' pun cukup populer dengan jumlah pencarian di atas angka 10 ribu kali, sehingga menempati peringkat empat, setelah AMI Award 2017 dan Samsat Online.

Sementara peringkat kelima ditempati kata pencarian 'Hilman Mattauch' yang konon merupakan wartawan yang konon mengemudikan mobil yang ditumpangi Setya Novanto. Menyusul pada peringkat keenam dan ketujuh adalah 'meme setnov' dan 'meme setnov kecelakaan'. Pendek kata, dari 7 pencarian paling populer di Google, semuanya berkaitan dengan 'papa' Setya Novanto. Satu-satunya yang tidak ada kaitannya hanya AMI Award 2017.

Ini sekaligus sejarah yang luar biasa bagi Indonesia, betapa sebuah peristiwa besar, ketua DPR RI sedang mengalami kecelakaan yang sepertinya fatal, namun ditanggapi dengan guyonan. Bandingkan dengan warga biasa yang mengalami kecelakaan, belum tentu bisa dijadikan gurauan seperti saat ini.

Saya menduga, warga di Tanah Air ini sudah semakin cerdas dan memahami bagaimana pentingnya berpikir positif. Betapa dalam kasus ini, warga sama sekali tidak berpandangan negatif pada ketua partai berwarna kuning itu. Buktinya, saat dikabarkan mengalami kecelakaan, semua seolah kompak, yang salah adalah tiang listrik.

Kenapa ada tiang listrik di situ? Andai tidak ada di situ, tentu tidak celaka. Lalu bagaimana tanggapan tiang listrik? Saya sangat yakin, saat ini seluruh tiang listrik yang ada di Tanah Air sedang melakukan konsolidasi, mencari solusi terbaik untuk memulihkan nama baik mereka. Sebagai tiang listrik, sangat wajar jika mereka ingin membela diri. Sementara koruptor saja bisa mengajukan praperadilan, masa tiang listrik tidak boleh. Harus adil bukan?

Terlepas dari semua masalah di atas, yang jelas sebagai warga biasa, patut berterima kasih pada papa Setya Novanto yang selalu memberikan hiburan segar sebagai pelipur lara. Tak ketinggalan ucapan terima kasih juga disampaikan kepada sang pengacara, yang selalu memberikan keterangan pada wartawan dengan ungkapan-ungkapan tegas. Sesekali keterangan itu membuat publik tersenyum, bahkan tertawa lebar.

Bangsa Indonesia sedang sehat, bahkan sangat sehat. Pikiran bangsa ini sangat-sangat positif. Semoga saja, pikiran positif seperti ini terus terjaga. Sehingga, semua kejadian yang ada di negara ini, bisa diresponse secara jenaka. Sebab konon, salah satu indikator seseorang bisa menjadi pemimpin hebat adalah, punya selera humor yang tinggi. Dan selera humor itulah yang kini juga dimiliki ketua parlemen bangsa ini.

Mari berdoa semoga Setya Novanto segera sehat, dan kembali menjadi pemimpin yang luar biasa. Yakinlah warga akan selalu menunggu humor-humor cerdas selanjutnya.

Khusus untuk tiang listrik, jika boleh mengajukan usul, tak perlu bereaksi berlebihan, atau bahkan mengajukan gugatan. Biarlah dianggap bersalah, yang penting publik terus terhibur selamanya. Untuk apa mengajukan gugatan jika kemudian membuat warga kecewa dan tak lagi tertawa? Lagi pula, hingga kini belum pernah ada satu pun tiang listrik yang mengajukan gugatan.

Wahai tiang listrik, marilah mengalah. Hiburan warga saat ini jauh lebih dibutuhkan agar publik kembali bersemangat menjalani pekerjaannya dan kembali produktif. Sekali lagi, hentikan gugatan itu, dan marilah tertawa. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun