Tak jauh dari pohon bonsai ini, juga terdapat taman dilengkapi kolam ikan. Puluhan ekor ikan koi di kolam ini tak urung menjadi hiburan tersendiri bagi jamaah. Suara gemericik air kolam pun menjadikan suasana masjid ini semakin teduh dan nyaman. Tampak beberapa anak-anak ditemani ibunya, antusias memperhatikan ikan-ikan di kolam tersebut.
Sebuah layar monitor sengaja dipasang di dinding ruang wudhu. Semua informasi tentang kegiatan masjid secara bergantian ditampilkan di layar monitor ini. Persis papan informasi yang biasanya terdapat pada hotel berbintang.
Tak jauh dari tempat wudhu ini juga terdapat kulkas berisi penuh air mineral dalam kemasan gelas. "Kami sediakan untuk Anda" begitu kalimat yang tertulis di depan pintu lemari es tersebut. Air mineral gratis itu tak pernah kosong untuk memudahkan jamaah yang membutuhkan air minum dingin.
Saat memasuki ruang wudhu, ternyata pengaturan tempat wudhu ini juga sama dengan nuansa khas Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.
Masjid ini juga sangat ramah kepada pengunjung difabel. Beberapa jalur khusus untuk kursi roda tersedia di akses masuk masjid. Bahkan beberapa kursi roda pun disiapkan bagi yang membutuhkan. Termasuk disiapkan beberapa kursi bagi jamaah yang tidak mampu salat dengan berdiri. Semua fasilitas itu bisa dimanfaatkan secara cuma-cuma.
Selanjutnya di sebelah kantor, terdapat loket penitipan barang, sekaligus tempat untuk peminjaman sarung atau mukena. Tak ketinggalan, sebuah mesin absensi sidik jari elektronik juga tersedia. Namun jangan dikira mesin tersebut untuk absensi para petugas masjid. Mesin sidik jari itu untuk merekam data anak-anak yang mengikuti program salat berjamaah.
Masjid ini memang menggiatkan Gerakan Anak Cinta Masjid melalui Program Aku Cinta Masjid. Program ini untuk merangsang anak agar rajin salat berjamaah. Setiap anak yang salat berjamaah, akan mendapatkan satu poin. Khusus salat subuh berjamaah nilainya dua poin.
Bagi yang berhasil mengumpulkan 90 poin setiap bulan, peserta akan mendapatkan beasiswa Rp 100 ribu per bulan. Tak hanya itu, 10 peserta dengan poin terbanyak setiap bulan, akan mendapatkan tambahan beasiswa lagi masing-masing Rp 100 ribu.
Untuk mencatat poin itulah, masjid ini sengaja menggunakan mesin sidik jari. Sehingga setiap peserta akan mudah terlihat tingkat kehadirannya dalam salat berjamaah. Petugas masjid pun tak perlu susah payah mendata anak yang salat setiap saat, karena semua data terekam di mesin tersebut.
Periode Mei 2017 tadi misalnya, tercatat ada 102 anak yang ikut program ini. Hasilnya, pengumpul poin terbanyak diraih Rijal Abbad Fakhrillah yang mengoleksi 178 poin. Anak tersebut berhak atas beasiswa Rp 200 ribu yang sudah diterima pada awal Juni 2017 tadi.