Mohon tunggu...
Endro S Efendi
Endro S Efendi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Trainer Teknologi Pikiran

Praktisi hipnoterapis klinis berbasis teknologi pikiran. Membantu klien pada aspek mental, emosi, dan pikiran. Aktif sebagai penulis, konten kreator, juga pembicara publik hingga tour leader Umroh Bareng Yuk. Blog pribadi www.endrosefendi.com. Youtube: @endrosefendi Instagram: @endrosefendi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Agar Masalah Tuntas, Ini Empat Hal yang Harus Dibayar

12 April 2017   17:03 Diperbarui: 12 April 2017   17:26 499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seperti beberapa waktu lalu, ada klien seorang wanita yang mengalami vaginismus. Sudah sejak setahun sebelumnya ingin mencoba hipnoterapi, tapi takut dan khawatir. Apalagi selama ini informasi tentang hipnoterapi lebih cenderung negatif akibat tayangan di televisi.

Setelah hampir 3 tahun mengalami vaginismus dan putus asa, apalagi suaminya sudah mengancam berpisah jika tidak bisa berhubungan layaknya suami-istri, akhirnya memberanikan diri menjalani terapi dalam kondisi hipnosis.

Hasilnya memang diketahui ada beberapa penyebab atau akar masalah, yang membuat wanita ini sangat ketakutan saat akan melayani suaminya.

Ketiga, materi. Materi alias ada professional fee atau tarif yang harus dibayar. Menjadi hipnoterapis profesional, tentu memerlukan investasi dan waktu belajar yang tidak sedikit. Sama halnya dokter atau psikolog, yang harus menjalani pendidikan secara khusus. Hipnoterapis juga demikian.

Di Adi W. Gunawan Institute of Mind Technology, tempat saya belajar, kurikulumnya disusun secara sistematis untuk menciptakan hipnoterapis yang cakap dan andal. Melalui kelas 100 jam, Scientific EEG & Clinical Hypnotherapy (SECH), kurikulum yang disusun itu sesuai dengan standar American Council of Hypnotist Examiners (ACHE) Amerika Serikat. Bahkan kini, standarnya ditingkatkan lagi menjadi 110 jam.

Saya pun, meski sudah lulus pendidikan 100 jam, belum lama ini, kembali mengikuti kelas re-seat alias mengikuti ulang semua materi untuk pengayaan dan peningkatan pemahaman atas semua materi yang sudah dipelajari selama ini. Hasilnya, proses terapi yang dilakukan bisa semakin efektif dan presisi dalam menjangkau akar masalah untuk kemudian mencabutnya.

Untuk itu, adalah wajar jika hipnoterapis menerima fee atas jasa terapi yang sudah dilakukan. Soal mahal atau tidak fee yang diberlakukan, tentu ini relatif, bergantung sudut pandang masing-masing orang.

Saat klien berhasil dibantu mengatasi masalahnya, tentu berapa pun biaya yang sudah dikeluarkan, menjadi tidak berarti. Namun bagi klien yang belum berhasil, meski gratis sekalipun, tetap merasa rugi, yakni rugi membuang-buang waktu percuma. Sekali lagi, semua bergantung dari sudut pandang masing-masing.

Terakhir yang keempat, perasaan. Maksudnya adalah, perasaan apa pun yang muncul saat proses terapi, sebaiknya dikeluarkan semuanya. Tak sedikit klien masih merasa ragu dan malu saat proses terapi. Hal ini jelas membuat proses terapi menjadi kurang lancar dan proses pencarian akar masalah sedikit terhambat. Karena itu, pastikan pasrah dan ikhlas menjalani prosesnya, sehingga bisa benar-benar dibantu menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi.

Demikianlah kenyataannya. (*)  

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun