Mohon tunggu...
Endro S Efendi
Endro S Efendi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Trainer Teknologi Pikiran

Praktisi hipnoterapis klinis berbasis teknologi pikiran. Membantu klien pada aspek mental, emosi, dan pikiran. Aktif sebagai penulis, konten kreator, juga pembicara publik hingga tour leader Umroh Bareng Yuk. Blog pribadi www.endrosefendi.com. Youtube: @endrosefendi Instagram: @endrosefendi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Andai Bisa Ketemu Julia Perez, Ini yang Akan Saya Lakukan

8 April 2017   15:17 Diperbarui: 10 April 2017   02:00 865
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi para penyanyi, ada baiknya untuk mengurangi bahkan menghindari lirik-lirik lagu yang negatif. Mengapa? Disadari atau tidak, ketika menyanyikan lagu dengan lirik negatif, apalagi dengan penuh penghayatan, hal itu bisa menjadi program di dalam pikiran bawah sadar. Setelah menjadi program, maka secara tidak langsung hal itu akan dijalankan oleh pikiran bawah sadar dan apa yang dinyanyikan akan menjadi kenyataan.

Saya tidak ingin menyebut nama penyanyi dan judul lagunya. Namun coba diingat saja. Para penyanyi yang kerap menyanyikan lagu dengan lirik negatif, bagaimana kehidupannya? Baik kehidupan rumah tangganya, jalinan asmaranya, maupun kehidupannya secara umum.

Tidak hanya bagi penyanyinya. Pendengar lagu-lagu dengan lirik negatif pun harus berhati-hati. Semakin sering didengar, maka akan memberikan dampak negatif pula. Karena itu, sebaiknya pilih untuk mendengar lagu dengan lirik positif dan memberikan perasaan nyaman saja. Dengan demikian, energi tidak tersedot hanya karena dampak dari lagu yang liriknya kurang nyaman didengar.

Jika energi tidak tersedot oleh lagu yang kurang nyaman, maka otomatis Anda bisa memiliki energi lebih besar untuk mencapai semua impian Anda.

Demikianlah kenyataannya. (*)   

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun