Mohon tunggu...
Endro S Efendi
Endro S Efendi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Trainer Teknologi Pikiran

Praktisi hipnoterapis klinis berbasis teknologi pikiran. Membantu klien pada aspek mental, emosi, dan pikiran. Aktif sebagai penulis, konten kreator, juga pembicara publik hingga tour leader Umroh Bareng Yuk. Blog pribadi www.endrosefendi.com. Youtube: @endrosefendi Instagram: @endrosefendi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Belajar dari Kanker yang Dialami Julia Perez

6 April 2017   15:49 Diperbarui: 7 April 2017   18:00 4048
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penyakit kanker mulut rahim, serta kanker payudara, kerap menjadi momok menakutkan bagi kaum hawa. Kanker mulut Rahim atau kanker seviks misalnya, penyebab utamanya adalah human papillomavirus atau HPV. HPV adalah kumpulan jenis virus yang menyebabkan kutil di tangan, kaki, dan alat kelamin.

Sementara untuk kanker payudara belum diketahui secara pasti. Sulit untuk memastikan bahwa tiap penderita memiliki penyebab yang sama atau tidak. Meski ada yang menyebutkan beberapa faktor penyebab, namun hingga kini belum bisa dipastikan apa saja penyebabnya.

Tulisan ini tidak bermaksud mengupas penyakit tersebut dari sisi medis. Izinkan saya mencoba membahas masalah penyakit kanker ini dari sisi teknologi pikiran.

Dari pengalaman di ruang praktik hipnoterapi, ketika membantu klien yang mengalami sakit kanker, nyatanya selalu ditemukan emosi yang terpendam di masa lalu.

Saya tidak bermaksud mengklaim ketika klien sembuh dari kanker, adalah berkat hipnoterapi. Sebab, hipnoterapi merupakan terapi komplimenter atau penunjang terhadap penyakit medis. Urusan medis, biarkan menjadi ranah dokter yang ahli dan berkompeten. Tugas hipnoterapis adalah membantu menetralisir emosi yang terpendam baik dalam bentuk trauma, sakit hati, kecewa, dendam dan sejenisnya.

Pernahkah ketika ke dokter, ternyata dikatakan pasien tidak ada penyakitnya. Dokter biasanya berpesan agar pasien tidak stress atau tidak perlu banyak berpikir. Tapi, bagaimana caranya agar tidak stress atau tidak banyak pikiran? Nah, di situlah tugasnya hipnoterapis untuk membantu menetralisir berbagai emosi tersebut.

Temuan di ruang praktik hipnoterapi itu senada dengan penjelasan Ustaz Danu yang dikenal melalui acara Bengkel Hati di layar kaca. Secara tegas, pemilik nama lengkap Ir Djoko Ismanu Herlambang itu menjelaskan bahwa hampir semua penyakit berasal dari emosi atau perilaku manusia itu sendiri.

Disarikan dari QS Asy Syuraa : 30, Ustaz Danu menyebutkan, segala sakit, musibah dan kejadian yang tidak mengenakkan hati manusia adalah peringatan dari Allah sebagai hasil dari dosa dan kesalahan manusia itu sendiri. Namun Allah memaafkan sebagian dosa dan kesalahan manusia. Selain itu, segala musibah termasuk penyakit, awalnya berasal dari perbuatan tangan manusia sendiri, tingkah laku manusia sehari-hari yang kurang baik atau dengan kata lain akhlak yang kurang terpuji.

Terkait kanker, Ustaz Danu menyebutkan, penyebab utamanya adalah kemarahan. Untuk kanker payudara dan kanker mulut rahim misalnya, penyebabnya umumnya adalah karena sering marah dengan suami atau anak. Sedangkan untuk kanker rahim disebutkan, penyebabnya adalah emosi yang terkait dengan ibu kandung. Emosi yang dimaksud di sini adalah amarah yang terpendam.

Sebagai hipnoterapis, saya pernah membantu menetralisir emosi wanita yang didiagnosa terkena kanker payudara stadium 2. Dari proses hipnoanalisis diketahui, wanita ini mulai memendam amarah kepada suaminya ketika melihat pesan pendek (SMS) berisi kalimat mesra di telepon seluler milik suaminya.

Tidak langsung bereaksi, wanita ini memilih diam dan memendam perasaan tidak nyaman tersebut. Meski akhirnya bercerai, namun wanita ini benar-benar belum meluapkan kemarahannya secara maksimal. Perasaan dendam dan kecewa akibat kejadian itu begitu mendalam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun