Beberapa klien yang awalnya memiliki masalah dalam hal hubungan di atas ranjang, nyatanya bisa menjalankan kewajiban dengan tuntas dan bisa memuaskan pasangannya, setelah berbagai masalah yang mengganggu pikirannya dicabut.
Sebagai contoh, ada seorang pria, sebut saja Rambo, yang sering tidak berhasil memuaskan istrinya. Bahkan istrinya sudah mengancam akan menceraikan dirinya jika benar-benar tidak bisa memberikan layanan maksimal. Dalam proses hipnoterapi berbasis teknologi pikiran yang dilakukan, ternyata ditemukan akar masalah yang bisa saja dianggap sepele. Apa itu? Ketika dia masih SMP, ternyata kakak laki-lakinya yang sudah berkuliah menghamili pacarnya. Ayah ibunya marah besar, karena dianggap sebagai aib sangat memalukan bagi keluarga.
Akibat kejadian itu, secara tidak disadari, ada program yang masuk ke dalam pikiran bawah sadar Rambo yang masih SMP, yakni, jangan sampai berhubungan badan. Karena kalau sampai ada yang hamil, sangat memalukan keluarga.
Ternyata, program inilah yang terus terbawa sampai dewasa, bahkan ketika dia sudah menikah. Hampir enam bulan menikah, istrinya masih belum berhasil dipuaskan. Meski sudah berusaha menonton film dewasa untuk memancing gairahnya, tetap saja gagal dan harus terhenti di tengah jalan.
Program yang terlanjur masuk inilah yang harus dicabut dari pikiran bawah sadarnya. Setelah program ini dicabut, hasilnya ternyata sangat manjur. Rambo benar-benar seperti pahlawan sesungguhnya di film. “Sehari kadang bisa dua kali sampai tiga kali mas,” sebut Rambo dua hari kemudian, setelah proses terapi.
Karena itu, bagi Anda yang punya masalah seksualitas, pilihan tetap ada pada diri Anda sendiri. Mau bergantung pada obat, atau membereskan masalah dalam diri sendiri. Rutin melakukan relaksasi pikiran juga sangat dianjurkan agar diri selalu merasa tenang dan nyaman. Itulah kenapa dalam Islam disunnahkan untuk salat dulu sebelum melakukan hubungan suami-istri. Ini sejatinya sama dengan relaksasi pikiran. Membuang semua persoalan, dan menyiapkan semua bagian diri untuk menjalankan kewajiban dalam memenuhi kebutuhan batin pasangan.
Bagaimana menurut Anda?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H