Mohon tunggu...
Endro S Efendi
Endro S Efendi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Trainer Teknologi Pikiran

Praktisi hipnoterapis klinis berbasis teknologi pikiran. Membantu klien pada aspek mental, emosi, dan pikiran. Aktif sebagai penulis, konten kreator, juga pembicara publik hingga tour leader Umroh Bareng Yuk. Blog pribadi www.endrosefendi.com. Youtube: @endrosefendi Instagram: @endrosefendi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mudah Tergoda Pria Dewasa, Ternyata Wanita Ini....

2 April 2017   19:15 Diperbarui: 4 April 2017   16:57 1622
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Ada yang bilang, saya tidak boleh jatuh hati sama orang yang lebih tua,” tutur Indah, menyampaikan apa yang muncul dari dalam dirinya.

Proses terapi pun kembali dilanjutkan, untuk mencari akar masalah terkait perasaan suka terhadap pria yang lebih dewasa. Ternyata, saat duduk di bangku SLTA, ayah Indah wafat. Inilah yang menyebabkan Indah membutuhkan sosok ayah. Akibatnya, Indah selalu merasa nyaman setiap kali ada pria dewasa yang memberikan perhatian. Baginya, itu sebagai pengganti kasih sayang dari ayahnya.

Kembali, restrukturisasi dilakukan. Semua emosi dan perasaan tidak nyaman dinetralisir. Hasilnya, klien merasa nyaman dan lega. Sebelum dibawa naik dari kondisi relaksasi, kembali dilakukan evaluasi ulang. Hasilnya, tetap nyaman dan tidak lagi ada masalah.

Usai proses terapi yang memakan waktu lebih 2 jam, klien akhirnya dibimbing naik dari kondisi relaksasi. Wajahnya tampak cerah dengan mata berkaca-kaca. Meski tampak kelelahan akibat proses terapi yang menguras energi, namun senyum tak pernah lepas dari bibirnya.

“Ternyata itu ya penyebabnya? Pantesan. Walaupun ada yang suka juga dengan saya, tapi karena usianya lebih muda, saya merasa biasa saja,” bebernya selepas proses terapi.

Ia pun menyadari, selama ini kurang mendapatkan pujian dari orang tua, dan orang-orang terdekatnya. “Makanya kadang saya merasa sudah berbuat maksimal, tapi ya tetap saja kurang dianggap,” tuturnya.

Namun, kini Indah mengaku sebagai pribadi yang baru dan berbeda. “Keluarga tetap yang utama,” pungkasnya.

Demikianlah kenyataannya. (*)  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun