Apa yang Anda lakukan saat bertemu dengan orang yang Anda sayangi? Termasuk teman, sahabat, kerabat, handai taulan yang memang sangat dekat? Tentu tidak cukup hanya dengan bersalaman. Lebih dari itu, tak sedikit yang melakukan pelukan. Tahukah Anda bahwa pelukan bisa memberikan efek luar biasa, bahkan konon bisa memperpanjang usia.
Ini bukan sekadar isapan jempol belaka. Seorang peneliti, Kathleen Keating dalam bukunya 'The Hug Therapy' disebutkan, empat kali pelukan bisa mempertahankan hidup. Bahkan, jika melakukan 12 kali pelukan sehari, bisa memberikan efek sangat baik untuk kesehatan dan kebahagiaan.
Senada, seorang terapis keluarga Virginia Satir menegaskan, setiap orang memerlukan 4 pelukan untuk bertahan hidup, 8 pelukan untuk kesehatan dan 12 pelukan untuk pertumbuhan.
Sementara psikolog Dr Karen Grewen pernah melakukan penelitian pada 38 pasangan. Hasilnya, pasangan yang berpelukan selama 20 detik, kadar kortisolnya menjadi rendah dan oksitosin meningkat. Hal ini juga memberikan efek mengurangi risiko terkena penyakit jantung.
Tak hanya itu, hasil penelitian yang dilakukan University of North Carolina, Amerika Serikat juga menyebutkan, pelukan bisa menurunkan kadar hormon stres (kortisol) sekaligus meningkatkan hormon oksitosin yang mampu memberikan perasaan tenang. Ketenangan dan kenyamanan yang dirasakan saat berpelukan, otomatis juga mengurangi stres. Selain itu, ketenangan dan kenyaman bisa memberikan efek regenerasi sel yang baik. Dengan demikian, seseorang yang sering mendapatkan pelukan, akan semakin sehat baik secara mental maupun fisik.
 Saat membantu klien menjalani sesi hipnoterapi, saya juga kerap membantu memberikan efek peningkatan rasa nyaman. Caranya, memberikan kesempatan klien melakukan pelukan terhadap orang yang dia sayangi. Efek pelukan dalam kondisi relaksasi yang dalam dan menyenangkan, tentu lebih dahsyat dan semakin kuat tertanam di pikiran bawah sadar. Biasanya, setelah diberi kesempatan melakukan pelukan di pikiran bawah sadarnya, klien mengaku merasa sangat nyaman dan lega.
Dalam teori lima bahasa kasih yang ditulis Gary Chapman, pelukan masuk dalam kategori sentuhan, yang merupakan satu dari lima bahasa kasih yang sangat dibutuhkan manusia. Selain sentuhan, ada pujian, waktu berkualitas, pelayanan, dan hadiah.
Sentuhan berupa pelukan ini sejatinya memberikan kontribusi besar dalam memperkuat jalinan kasih seseorang. Namun sayang, bagi sebagian orang, dianggap kurang lazim. Bahkan tak sedikit orang tua yang jarang memeluk anaknya. Akhirnya, tak sedikit anak-anak menjadi pribadi yang kekurangan sentuhan dan kasih sayang. Padahal, bayi atau anak yang sering disentuh atau dibelai orang tuanya akan tumbuh menjadi seseorang yang penyayang, tubuhnya lebih sehat, dan percaya diri.
Bisa jadi, mudahnya anak-anak tergelincir pada perbuatan yang kurang tepat adalah efek dari orang tua yang kurang memberikan sentuhan kasih sayang, salah satunya berbentuk pelukan.
Ketika melakukan pelukan dengan sepenuh hati, tentu biasanya akan diikuti dengan wajah semringah dan bibir tersenyum. Rasa nyaman pun tersebar di seluruh tubuh, dari ujung rambut sampai ujung jari kaki. Pelukan berkualitas minimal tiga detik, akan memberikan efek yang sangat nyaman dan memberikan ketenangan luar biasa bagi yang melakukannya.
Sementara jika pelukan dilakukan pada anak, akan mampu meningkatkan kecerdasan otak. Ini menjadi alasan mengapa tindakan sederhana seperti memeluk tidak hanya memperkuat ikatan dengan orang lain, tetapi juga memperkuat fisik, emosi dan kesehatan.
Khusus di Indonesia, tentu tidak bisa sembarangan peluk. Alih-alih mendapatkan manfaat kesehatan, justru bisa mendapat petaka jika asal peluk siapa saja. Tentu saja, pelukan lebih disarankan dilakukan oleh pasangan suami istri, saudara, teman, sahabat, termasuk kepada anak.
Pastikan pula bahwa yang akan dipeluk juga bersedia. Sebab jika dilakukan pada orang yang tidak suka melakukan pelukan, efeknya juga bisa negatif. Sebab, terkait kontak fisik ini, tidak semua orang bersedia melakukannya. Karena itu, lakukan pelukan pada saat yang tepat, pada orang yang tepat dan senyaman mungkin.
Lalu bagaimana jika belum memiliki pasangan, atau kebetulan pasangannya sedang berjauhan? Mudah saja. Lakukan dengan pejam mata. Kemudian bayangkan dan rasakan Anda memeluk pasangan Anda dengan segenap perasaan nyaman. Ingat pikiran bawah sadar tidak mengenal itu nyata atau rekayasa. Yang dia tahu, begitu bisa merasakan, semuanya akan nyata.
Mau bukti? Coba sekarang Anda bayangkan sedang mengiris jeruk nipis, kemudian salah satu hasil potongannya Anda peraskan ke mulut Anda. Bagaimana rasanya? Kenapa air liur Anda sempat ingin keluar? Ya karena pikiran bawah sadar tidak mengenal ini bohong atau tidak. Begitu dipikirkan, maka efeknya pun langsung dirasakan.
Karena itu, jika ingin menyelesaikan persoalan dengan tenang dan nyaman, awali dengan pelukan. Rasakan semua masalah bisa tuntas dengan mudah, tanpa harus stress dan membuat dahi berkerut. Bagaimana menurut Anda?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H