Seseorang yang telah melakukan hinaan, saat mendapat perlawanan, tentu merasa bersalah dan meminta maaf. Saat ini terjadi, rasa bersalah itu energinya semakin drop lagi yakni 10 pangkat 30. Maka tak usah heran jika mereka yang telah melakukan hinaan, disusul dengan rasa bersalah, seolah merasa lemah dan tidak bertenaga, bahkan seketika merasa masa depannya suram. Ini pula penyebab beberapa artis dengan rasa bersalah yang terlalu dalam, energinya sangat drop dan lebih memilih mengakhiri hidupnya. Â
Lantas bagaimana dengan energi yang lebih positif? Ternyata energinya memang lebih tinggi. Perasaan cinta atau menyukai sesuatu misalnya, energinya 10 pangkat 500. Masih ada lagi yang lebih tinggi yakni suka cita, dalam hal ini tertawa misalnya, energinya lebih besar lagi yakni 10 pangkat 540. Masih ada lagi yakni rasa bahagia dan kedamaian, energinya tercatat sebesar 10 pangkat 600. Pendek kata, semakin positif, semakin tinggi pula energi yang dihasilkan.
Energi inilah yang diperlukan setiap orang untuk menjalani kehidupan sehari-hari, termasuk untuk mencapai semua impian. Itulah kenapa, mereka yang selalu bahagia, hidupnya lebih mudah merasa semangat dan optimistis, karena memiliki energi berlebih. Sementara mereka yang putus asa, malu dan minder, energinya sangat rendah sehingga sulit dalam mencapai tujuan dan cita-cita yang diharapkan.
Maka, tidak salah jika ada yang menyampaikan tertawa dan bahagia akan memperpanjang umur. Sebaliknya, stres dan putus asa hanya akan membuat seseorang lebih mudah sakit dan pendek umur.
Demikianlah kenyataannya. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H