Mohon tunggu...
Endro S Efendi
Endro S Efendi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Trainer Teknologi Pikiran

Praktisi hipnoterapis klinis berbasis teknologi pikiran. Membantu klien pada aspek mental, emosi, dan pikiran. Aktif sebagai penulis, konten kreator, juga pembicara publik hingga tour leader Umroh Bareng Yuk. Blog pribadi www.endrosefendi.com. Youtube: @endrosefendi Instagram: @endrosefendi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama FEATURED

Penyebab Uus, Ernest, dan Inul Kena Boikot

28 Maret 2017   18:24 Diperbarui: 27 Desember 2017   11:38 6312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seseorang yang telah melakukan hinaan, saat mendapat perlawanan, tentu merasa bersalah dan meminta maaf. Saat ini terjadi, rasa bersalah itu energinya semakin drop lagi yakni 10 pangkat 30. Maka tak usah heran jika mereka yang telah melakukan hinaan, disusul dengan rasa bersalah, seolah merasa lemah dan tidak bertenaga, bahkan seketika merasa masa depannya suram. Ini pula penyebab beberapa artis dengan rasa bersalah yang terlalu dalam, energinya sangat drop dan lebih memilih mengakhiri hidupnya.  

Lantas bagaimana dengan energi yang lebih positif? Ternyata energinya memang lebih tinggi. Perasaan cinta atau menyukai sesuatu misalnya, energinya 10 pangkat 500. Masih ada lagi yang lebih tinggi yakni suka cita, dalam hal ini tertawa misalnya, energinya lebih besar lagi yakni 10 pangkat 540. Masih ada lagi yakni rasa bahagia dan kedamaian, energinya tercatat sebesar 10 pangkat 600. Pendek kata, semakin positif, semakin tinggi pula energi yang dihasilkan.

Energi inilah yang diperlukan setiap orang untuk menjalani kehidupan sehari-hari, termasuk untuk mencapai semua impian. Itulah kenapa, mereka yang selalu bahagia, hidupnya lebih mudah merasa semangat dan optimistis, karena memiliki energi berlebih. Sementara mereka yang putus asa, malu dan minder, energinya sangat rendah sehingga sulit dalam mencapai tujuan dan cita-cita yang diharapkan.

Maka, tidak salah jika ada yang menyampaikan tertawa dan bahagia akan memperpanjang umur. Sebaliknya, stres dan putus asa hanya akan membuat seseorang lebih mudah sakit dan pendek umur.

Demikianlah kenyataannya. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun