Hingga suatu saat, pesan pendek yang dikirimkan pemuda itu terbaca oleh suaminya. Mawar berhasil meyakinkan tidak ada apa-apa, dan suaminya pun percaya. Namun sejak kejadian itu, Mawar selalu cemas dan was-was. Hal itulah yang menyebabkan produksi asam lambungnya selalu berlebihan.
Atas persetujuan Mawar, saya pun membimbingnya untuk menetralisir perasaan dengan pria tersebut. Dengan teknik tertentu, memori terkait kejadian tersebut pun direkonstruksi. Hasilnya, Mawar mengaku lega dan nyaman.
Pengecekan akhir terapi dilakukan, klien tetap merasa nyaman dan bahagia. Bahkan dia merasakan sensasi di tubuhnya sangat nyaman dan ringan. Usai terapi, Mawar berkali-kali menyampaikan terima kasihnya karena merasa hilang semua beban di kepalanya.
“Terima kasih pak, saya sekarang jauh lebih bersemangat lagi. Lebih nyaman menjalani hidup, dan sudah ngga pernah ke dokter lagi,” ucapnya ketika menghubungi saya dua minggu setelah terapi.
Demikianlah kenyataannya. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H