Lebih tiga bulan tak pernah disentuh suami, Ani (bukan nama sebenarnya), jelas semakin cemas dan bingung. Pikirannya kalut dan was-was. Banyak kecurigaan yang bermunculan di kepala. Paling utama, dia curiga suaminya selingkuh. Yang lebih parah lagi, dia sangat khawatir jika suaminya adalah biseks, meski sebenarnya dia sudah dikaruniai momongan.
Tak ingin terlalu larut dalam kecurigaan, dalam sebuah kesempatan, Ani mengajak suaminya, Budi (juga bukan nama sebenarnya), untuk menjalani sesi hipnoterapi. Alasannya jelas, sebagai istri, dia sangat ingin mendapatkan nafkah batin yang sudah lebih tiga bulan tak pernah lagi ia rasakan.
Budi ternyata tidak menolak. Ia pun sejatinya tidak ingin mengabaikan kewajibannya sebagai suami. Karena itu, dengan senang hati Budi menuruti kemauan istrinya.
Sesuai waktu yang disepakati, pasangan ini akhirnya datang ke tempat saya. Sebelum melakukan terapi pada Budi, Ani meminta waktu khusus untuk berbincang menyampaikan apa yang dia keluhkan perihal suaminya. Ani menyampaikan segala kecurigaan, termasuk soal selama lebih tiga bulan tidak mendapatkan nafkah batin tadi.
Berikutnya, barulah Budi masuk ruangan untuk menjalani sesi terapi. Sebelum proses terapi, saya menggali informasi awal. Apalagi Budi menjalani sesi hipnoterapi atas kemauan istrinya. Meski demikian, dengan yakin dan mantap, Budi menyampaikan bahwa dia memang mau menjalani sesi terapi atas kemauan sendiri.
“Awalnya memang istri yang minta. Tapi sekarang saya juga mau kok,” ucapnya mantap.
Setelah diberikan penjelasan mengenai proses terapi yang akan dilakukan, Budi pun bersedia dibimbing masuk ke kondisi relaksasi yang dalam dan menyenangkan. Tak butuh waktu lama bagi Budi untuk masuk ke kondisi kedalaman pikiran bawah sadar yang presisi untuk proses terapi.
Begitu mencapai kedalaman yang tepat, proses hipnoanalisis pun dilakukan.
Setiap kali akan berhubungan dengan istrinya, yang dirasakan Budi adalah perasaan takut dan cemas. Budi sendiri tidak tahu apa penyebabnya. Namun, pikiran bawah sadarnya terus dibimbing agar mencapai akar masalah yang memunculkan perasaan takut dan cemas itu.
Dengan teknik khusus, akhirnya diketahui akar masalah yang menjadi penyebab ketidakmampuannya melakukan hubungan intim dengan istrinya.
Penyebabnya ketika klien masih berusia 6 tahun. Setiap siang, sepulang sekolah dan makan siang, pembantu rumah tangganya selalu menakut-nakuti adanya kuntilanak di atap rumah. Ini dilakukan sang pembantu agar Budi kecil takut dan mau tidur siang. Sebab jika tidak seperti itu, Budi kecil dipastikan tidak mau tidur.
Setelah ditakut-takuti seperti itu, Budi kecil seperti biasa langsung bersembunyi di balik sarung. Dia sembunyikan wajahnya dalam-dalam dengan tubuh meringkuk. Sedikit saja ada cahaya masuk di matanya, dia langsung ketakutan.
Saya pun membimbing klien melakukan rekonstruksi ulang atas kejadian ini. Menggunakan tambahan teknik khusus, proses restrukturisasi pikiran bawah sadar pun dilakukan dengan tepat. Hasilnya, klien mengaku merasa lega dan plong.
Setelah perasaan ketakutan dan cemas berlebihan berhasil dinetralisir, klien kemudian dibawa ke kondisi sekarang, dan yang akan datang. Hasilnya, klien tetap merasa nyaman, lega dan plong. Gairah terhadap istrinya pun kembali tumbuh.
Usai terapi, klien kembali dibawa naik dari kondisi relaksasi yang dalam dan menyenangkan. Begitu buka mata, klien tersenyum dan wajahnya seperti keheranan.
“Kok bisa ya pak? Masa sih penyebabnya hanya gara-gara ditakut-takutin sama kuntilanak,” tanyanya tak percaya. Saya pun menyampaikan, pikiran bawah sadar akan menyimpan memori dan emosi yang memang sangat intens sehingga terbawa sampai dewasa.
“Padahal istri saya sudah curiga saya selingkuh, atau macam-macam. Padadal memang saya tidak ada apa-apa. Saya sendiri tidak tahu sebabnya apa. Tapi syukurlah sekarang saya jadi tahu kalau itu penyebabnya,” bebernya.
Klien pun pulang dengan wajah semringah dan segera menemui istrinya di luar ruangan. Istrinya nampak penasaran. “Nanti saja ceritanya di rumah,” ucap suaminya kepada sang istri seraya mohon undur diri.
Dua minggu kemudian selepas terapi, sang istri memberikan informasi bahwa suaminya sudah mengalami perubahan dan dia pun merasa semakin nyaman.
Demikianlah kenyataannya. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H