Mohon tunggu...
Endro S Efendi
Endro S Efendi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Trainer Teknologi Pikiran

Praktisi hipnoterapis klinis berbasis teknologi pikiran. Membantu klien pada aspek mental, emosi, dan pikiran. Aktif sebagai penulis, konten kreator, juga pembicara publik hingga tour leader Umroh Bareng Yuk. Blog pribadi www.endrosefendi.com. Youtube: @endrosefendi Instagram: @endrosefendi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mari Ajak LGBT Kembali Normal

19 Februari 2016   13:38 Diperbarui: 19 Februari 2016   13:47 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah secara terbuka saya memberikan penawaran kepada para perilaku Lesbian, Gay, Biseks, dan Transgender (LGBT) untuk mendapatkan layanan terapi secara cuma-cuma, ternyata ada yang mengirimkan pesan khusus.

Salah satunya datang dari seorang mahasiswa sebuah perguruan tinggi yang ada di Samarinda. Dia mengaku sangat tertarik dan ingin mengakhiri petualangannya dengan sesama jenis, namun saat ini yang muncul adalah perasaan takut.

“Saya takut dengan pasangan saya. Saya takut dia marah. Soalnya kalau dia marah suka nekat,” sebut pesan pendek yang masuk.

“Saya awalnya hanya ikut-ikutan dan coba-coba. Ya mungkin gara-gara saya sering diputusin sama cewek. Makanya terus coba-coba iseng aja sama sesama jenis,” bebernya kemudian masih melalui pesan singkat di media sosial saya.

Sahabat, dari pesan singkat ini sudah bisa disimak bahwa sebenarnya aneh kalau ada yang menuntut hak atas perilaku yang menyimpang ini. Sebab nyatanya, sang pelakunya sendiri sudah mulai merasa tertekan dan dihantui rasa takut.

Sedikit merujuk dari kasus ini, adalah aneh sebenarnya jika LGBT menuntut persamaan hak, karena faktanya yang dituntut hanya masalah orientasi seks. Yang perlu direnungkan pula adalah, meski mereka mengaku sebagai penyuka sesama jenis dan hidup sebagai pasangan, nyatanya mereka tetap memerlukan lawan jenis. Maksudnya bagaimana? Ya nyatanya, di antara sesama jenis ini, ada yang berperan sebagai laki-laki dan satu lagi sebagai perempuan. Lantas, apa bedanya? Bukankah sejatinya orientasi seks mereka secara naluri tetap memerlukan jenis yang berbeda, meski dilakukan oleh makhluk yang sama?

Karena itu, tidaklah berlebihan jika disimpulkan bahwa LGBT ini adalah perilaku yang menyimpang dan perlu mendapat perhatian untuk disembuhkan.

Sebagai praktisi hipnoterapi yang bisa membantu kondisi ini, tak berlebihan jika ikut tergerak untuk membantu saudara-saudara kita yang sudah sempat ‘terjerumus’ ke jurang LGBT, untuk ditarik dan diselamatkan ke jalur yang benar.

LGBT bukanlah sesuatu yang patut dibanggakan. LGBT bukanlah tren yang patut disebarluaskan. Ini adalah soal fitrah dan kodrat sebagai seorang manusia untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan alurnya. Jika alur ini coba disumbat, maka tunggu saja kehancuran yang akan terjadi di muka bumi ini.

Mari, bantu LGBT kembali ke dirinya sendiri. Bukan dimusuhi, bukan pula harus dicaci. Lebih utama adalah mari mengajak mereka untuk kembali. (*)

#HipnoterapiKlinis #Hipnoterapis #Hipnoterapi #Transformasi #LetsLearn #AWGI #AHKI #SeriSuksesTerapi #SayaAWGI #MindTechnology #TeknologiPikiran #HidupYangLebihBaik #Sehat #Bahagia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun