Mohon tunggu...
Endro S Efendi
Endro S Efendi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Trainer Teknologi Pikiran

Praktisi hipnoterapis klinis berbasis teknologi pikiran. Membantu klien pada aspek mental, emosi, dan pikiran. Aktif sebagai penulis, konten kreator, juga pembicara publik hingga tour leader Umroh Bareng Yuk. Blog pribadi www.endrosefendi.com. Youtube: @endrosefendi Instagram: @endrosefendi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Antara Mirna, Jessica dan Hipnoterapi

3 Februari 2016   10:19 Diperbarui: 3 Februari 2016   10:32 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kenapa harus hipnoterapis yang benar-benar ahli untuk melakukan ini? Diperlukan kemampuan dalam menggali agar data yang keluar benar-benar data asli, akurat dan benar. Sebab bisa saja ada memori yang tidak akurat, atau ada memori palsu yang ternyata dianggap sebagai sebuah kebenaran karena sudah menancap kuat di pikiran bawah sadar.

Menurut pakar teknologi pikiran Adi W. Gunawan, hipnoterapis yang melakukan hipnosis harus seorang praktisi yang benar-benar diakui kepakarannya, status yang jelas, mempunyai reputasi yang sangat baik dengan kredibilitas dan integritas yang tinggi, independen, dan sama sekali tidak ada hubungan baik personal maupun profesional dengan penyidik, penuntut, korban, atau pelaku kejahatan.

Untuk memastikan kualifikasi dan kecakapan hipnoterapis maka perlu diselidiki dari mana ia mendapatkan sertifikasi sebagai hipnoterapis, apa nama lembaga tempat ia belajar, sudah berapa lama ia praktik sebagai hipnoterapis, apakah ia hipnoterapis aktif, kasus apa saja yang telah ia tangani, teknik terapi apa yang biasa ia gunakan, dan apakah ia memiliki sertifikasi untuk melakukan hipnosis forensik?

Karena itu, saya juga merasa aneh dan hanya bisa tepok jidat ketika tiba-tiba ada orang yang mengaku dirinya sebagai pakar hipnoterapi, namun bisa memberikan kesimpulan terhadap keberadaan Jessica hanya melalui tanda-tanda fisik. Hipnoterapis tentu berbeda dengan psikolog atau psikiater yang memang belajar hal tersebut. Karena itu, aneh jika tanpa induksi atau membawa seseorang ke kedalaman pikiran bawah sadar, kemudian bisa menyimpulkan sesuatu dengan mudah.

Boleh saja hipnoterapis menyampaikan kesimpulan itu, asalkan dia juga memiliki latar belakang pendidikan sebagai psikolog atau psikiater. Sebab, tidak sedikit pula psikolog atau psikiater yang juga mendalami hipnoterapi.

Adi W. Gunawan yang juga memiliki sertifikat keahlian hipnosis forensik menyampaikan, untuk bisa menggali informasi yang detail harus dilakukan hipnoterapis yang ahli regresi dan terutama ahli dalam melakukan eksplorasi pikiran bawah sadar dengan pertanyaan yang netral. 
Bila hipnoterapis selama ini hanya bermain dengan teknik sugesti, apalagi tidak tahu kedalaman trance, maka ia sama sekali tidak qualified untuk melakukan hipnosis forensik. 

Itu sebabnya, jika seseorang ada yang mengaku sebagai hipnoterapis forensik, perlu diselidiki dulu, metode apa yang digunakan. Kalau perlu dilakukan audit atas metode yang digunakan. (*)

Simak artikel menarik lainnya di www.endrosefendi.com 

#HipnoterapiKlinis #Hipnoterapis #Hipnoterapi #Transformasi #LetsLearn #AWGI #AHKI #SeriSuksesTerapi #SayaAWGI #MindTechnology #TeknologiPikiran #HidupYangLebihBaik #Sehat #Bahagia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun