Keempat adalah Identifikasi. Yang dimaksud dengan identifikasi adalah meniru sosok atau figur tertentu, karena memang anak sangat mengaguminya. Sebagai contoh, ketika anak lebih sering nonton sinetron Jelek-Jelek Serikaya, maka semua sikap dari para pemain itu akan ditiru dan dilaksanakan oleh pikiran bawah sadar dengan cepat. Karena itu, saya termasuk sangat setuju jika ada gerakan menghentikan tayangan televisi yang merusak anak. Sayangnya, rating masih menjadi berhala yang paling disembah para pengelola stasiun televisi. Sehingga memang tidak mudah menghentikan tayangan tak berguna, karena justru ‘sampah’ itulah penghasil uang yang melimpah. Jalan utama adalah orang tua yang melakukan filter agar anak tidak menonton tayangan seperti ini.
Termasuk, anak akan dengan mudah melakukan perbuatan yang tidak baik, hanya karena ingin diterima oleh kelompok atau geng tertentu. Misalnya anak dengan rela mau disuruh mencuri di kantin sekolah, sebagai syarat untuk bisa diterima di salah satu geng di sekolah itu. Â Â Â Â Â
Cara terakhir adalah dengan relaksasi pikiran. Cara kelima inilah yang saya lakukan sebagai hipnoterapis, untuk bisa memasukkan program baru ke pikiran bawah sadar. Cara kelima ini boleh dibilang sebagai cara yang paling efektif dan lebih cepat ketimbang keempat cara yang ada di atasnya. Namun demikian, meski hipnoterapis sudah menjalankan tugasnya, tetaplah memerlukan dukungan kedua orang tua untuk menjaga kondisi anak agar terus seperti yang diharapkan.
Bagaimana menurut Anda?
Simak artikel lainnya di www.endrosefendi.com
Â
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H