Mohon tunggu...
Endro S Efendi
Endro S Efendi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Trainer Teknologi Pikiran

Praktisi hipnoterapis klinis berbasis teknologi pikiran. Membantu klien pada aspek mental, emosi, dan pikiran. Aktif sebagai penulis, konten kreator, juga pembicara publik hingga tour leader Umroh Bareng Yuk. Blog pribadi www.endrosefendi.com. Youtube: @endrosefendi Instagram: @endrosefendi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Lima Jurus Pengubah Perilaku Anak

23 Januari 2016   21:26 Diperbarui: 23 Januari 2016   21:26 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Keempat adalah Identifikasi. Yang dimaksud dengan identifikasi adalah meniru sosok atau figur tertentu, karena memang anak sangat mengaguminya. Sebagai contoh, ketika anak lebih sering nonton sinetron Jelek-Jelek Serikaya, maka semua sikap dari para pemain itu akan ditiru dan dilaksanakan oleh pikiran bawah sadar dengan cepat. Karena itu, saya termasuk sangat setuju jika ada gerakan menghentikan tayangan televisi yang merusak anak. Sayangnya, rating masih menjadi berhala yang paling disembah para pengelola stasiun televisi. Sehingga memang tidak mudah menghentikan tayangan tak berguna, karena justru ‘sampah’ itulah penghasil uang yang melimpah. Jalan utama adalah orang tua yang melakukan filter agar anak tidak menonton tayangan seperti ini.

Termasuk, anak akan dengan mudah melakukan perbuatan yang tidak baik, hanya karena ingin diterima oleh kelompok atau geng tertentu. Misalnya anak dengan rela mau disuruh mencuri di kantin sekolah, sebagai syarat untuk bisa diterima di salah satu geng di sekolah itu.      

Cara terakhir adalah dengan relaksasi pikiran. Cara kelima inilah yang saya lakukan sebagai hipnoterapis, untuk bisa memasukkan program baru ke pikiran bawah sadar. Cara kelima ini boleh dibilang sebagai cara yang paling efektif dan lebih cepat ketimbang keempat cara yang ada di atasnya. Namun demikian, meski hipnoterapis sudah menjalankan tugasnya, tetaplah memerlukan dukungan kedua orang tua untuk menjaga kondisi anak agar terus seperti yang diharapkan.

Bagaimana menurut Anda?

Simak artikel lainnya di www.endrosefendi.com

 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun