Pemimpin kelompok ini jelas akan lebih mudah menyampaikan semua ajaran dan alirannya dengan mudah, tanpa ada gagasan dari kelompok lain untuk menghalangi proses masuknya informasi ke pikiran bawah sadar. Ini pula yang menjadi alasan kenapa akses ke dunia luar sangat dibatasi bahkan diputus total. Anggota kelompok ini tidak diberikan kesempatan untuk mengakses informasi yang bisa mematahkan argumen yang sudah disampaikan oleh pemimpin kelompok.
Keempat adalah identifikasi kelompok. Dengan mereka berkumpul di suatu tempat atau perkampungan khusus, jelas sangat mempermudah proses masuknya informasi ke pikiran bawah sadar. Apa pun kebiasaan dan aturan yang sudah menjadi ketentuan kelompok ini, dengan mudah akan diikuti pikiran bawah sadar.
Sebagai contoh, ketika seseorang mendapat undangan untuk menghadiri acara reuni alumni sekolah. Kemudian bagi peserta yang hadir diwajibkan mengenakan baju berwarna pink alias merah muda. Maka, meski ada yang tidak suka dengan warna pink, namun tetap akan berusaha memakainya. Kenapa? Ya supaya dia bisa diterima oleh kelompoknya.
Inilah penjelasan, kenapa Gafatar terus menjelma menjadi kelompok yang saling menguatkan satu sama lain, karena anggota kelompoknya tidak akan berbuat di luar aturan yang sudah ditetapkan.
Terakhir, yang kelima adalah relaksasi pikiran. Sebagai hipnoterapis, cara kelima inilah yang umumnya saya gunakan untuk membantu klien mengatasi masalah dengan teknik khusus. Dengan metode yang tepat dan bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah, seseorang dengan mudah dibimbing untuk mengatasi masalahnya dengan lancar.
Nah ternyata, cara kelima ini juga digunakan Gafatar untuk memudahkan orang lain bergabung menjadi anggota. Tentu dengan cara dan teknik berbeda, yakni dengan mengajak anggotanya merenung dan bertapa atau bersemedi. Ketika pikiran sadar sudah menurun aktivitasnya, berganti dengan pikiran bawah sadar yang lebih aktif, maka saat itu pula sugesti dimasukkan dengan mudah.
Berbeda dengan teknik hipnoterapi yang bisa membantu mengatasi masalah dengan mudah dan efektif, maka cara yang mereka lakukan tidak cukup hanya sekali. Mereka melakukannya berkali-kali untuk bisa menembus pikiran bawah sadar anggotanya.
Ibarat pisau, lima cara masuk ke pikiran bawah sadar itu bisa digunakan untuk tujuan positif atau negatif. Seperti pisau, bisa untuk membunuh, atau untuk mengupas bawang. Bagi saya, lima cara inilah yang saya gunakan untuk mengatasi masalah orang lain. Tujuannya tentu untuk kebaikan dan hal positif. Sayangnya, oleh orang lain, pemahaman ini digunakan untuk maksud yang salah, untuk menyebarkan aliran sesat.
Karena itu, mari mawas diri dan waspada. Jangan biarkan umat terlena dan tergelincir di jalur yang sesat. Kalau bukan kita yang peduli, siapa lagi? (www.endrosefendi.com)
*) Wartawan sekaligus praktisi hipnoterapi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H