Mohon tunggu...
Endri  Prasetyo
Endri Prasetyo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis (Khazanah Islam, Ekonomi dan Sastra)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Momen Maulid Nabi, Apa yang Harus Kita Lakukan?

19 Oktober 2021   14:12 Diperbarui: 21 Oktober 2021   13:14 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Islam merupakan agama yang diridhai Allah dengan Muhammad sebagai utusan-Nya. Di mana sikap dan kepribadian beliau menjadi contoh dan rujukan bagi seluruh manusia. Bahkan, Michel H Hart dalam karyanya menempatkan Nabi Muhammad SAW di urutan no satu dari 100 tokoh yang paling berpengaruh dalam sejarah. Hal ini tak heran, karena peran beliau begitu besar bagi peradaban di dunia ini.

Bila melihat sejarah, beliau dilahirkan di hari senin, 12 Rabiul Awal 571 M. Kelahirannya menjadi titik awal akan tersebarnya cahaya Islam ke seluruh negeri.  Tak hanya Jazirah Arab saja, Nusantara pun juga merasakan akan nikmatnya pengaruh tersebut. Bahkan, sebagai bentuk rasa syakur atas kelahiran beliau, ada sebagian masyarakat yang membuat acara "Tablik Akbar" di momentum yang spesial itu.

Namun, di samping itu, perlu kiranya untuk diperhatikan di moment itu, apa saja yang harus kita lakukan. 

Apakah hanya sebatas membuat acara dengan menghadiri tokoh-tokoh agama saja, lalu setelah itu lupa dan tak mengingatnya lagi?

Perlu sekiranya mengambil hikmah dari peringatan "Maulidur Rasul" untuk direpresentasikan dalam kehidupan kita sehari-hari. Dan di antara hikmah yang bisa diambil dari moment terindah ini adalah 

1. Merenungi akan adanya Hari Senin 

Hari Senin begitu spesial bagi umat Islam karena di saat itulah Baginda Rasul dilahirkan. Selain itu, Allah juga menciptakan pohon, makanan pokok, rezeki, buah-buahan dan berbagai kebutuhan manusia di hari itu pula. Maka, sudah sewajarnya kita mensyukuri akan apa yang telah ditetapkan-Nya. Bahkan, sebagai bentuk rasa syukurnya, Baginda Nabi melakukan Puasa Senin demi merespon kebahagian di hari kelahirannya.

"Itu (Puasa Senin) hari aku dilahirkan, aku diutus, atau hari wahyu diturunkan kepadaku." (HR.Muslim)

2. Meneladani sikap Baginda Nabi

Manusia yang paling mulia adalah Rasulullah SAW. Di mana sikap dan tutur katanya amat baik dan santun. Bahkan, Allah telah tetapkan akan bagusnya akhlak beliau. 

"Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur." (QS. Qolam:4)

Bila kita baca sejarah, betapa banyak kisah-kisah akan mulianya akhak beliau. Bahkan, para sahabat begitu bersemangat untuk belajar dan meneladani prilaku beliau. Maka, sudah seharusnya, kita sebagai umat Islam untuk belajar dan berusaha untuk mencontoh apa yang beliau lakukan. Mulai dari bangun tidur hingga tidur kembali.

3. Moment Pembangun Jiwa

Secara anatomi, tubuh manusia terdiri dari tiga unsur, yaitu tubuh, ruh, dan akal. 

Tubuh dapat ditopang dengan mengkonsumsi makanan-makanan yang baik, seperti buah-buahan dan sayur-sayuran hingga tubuh menjadi sehat dan bugar. 

Akal menjadi faktor penting bagi tubuh ini. Di mana akal menjadi sektor penggerak. Selain itu, untuk memiliki kecerdasan akal, setiap manusia harus belajar untuk bisa memaksimalkan potensi akal yang dimilikinya. 

Ruh menjadi unsur yang tak terlihat dan sulit dianalisa. Karena sejatinya, yang tahu akan kondisi ruh, hanyalah Allah semata.

"Dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang ruh. Katakanlah, "ruh itu termasuk urusan Tuhanku, sedangkan kamu diberi pengetahuan hanya sedikit. "(QS. Al Isra:85)

Di moment Maulid Nabi menjadi satu titik untuk mengembalikan spirit ruh kita. Di mana memori ini akan kembali mengingat akan cahaya Islam yang dibawa oleh manusia terbaik di muka bumi ini. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun