Mohon tunggu...
Endri  Prasetyo
Endri Prasetyo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis (Khazanah Islam, Ekonomi dan Sastra)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Zaid bin Tsabit: Sang Pencatat Wahyu; Muda dan Cerdas

24 September 2021   11:08 Diperbarui: 24 September 2021   11:12 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Al Qur'an adalah kitab petunjuk yang diberikan kepada Rasulullah dan diajarkan kepada seluruh penduduk dunia. Namun, dari sisi turunnya al Qur'an, kitab suci ini diberikan bukan dalam bentuk tulisan, melainkan melalui perantara lisan.

            Ide penulisan ayat-ayat Ilahi dimulai di masa khalifah Abu Bakar atas usulan Umar bin Khattab. Di masa itu, Umar melihat bahwa para huffaz banyak yang gugur saat perang. Dia pun mengkhawatirkan akan hilangnya cahaya al Qur an atas peristiwa tersebut sehingga ia mengusulkan kepada Abu Bakar agar menyalin al Qur an dalam bentuk tulisan.

            Abu bakar sebagai khalifah merasa berat hati. Perkara ini begitu sulit untuk dikerjakan. Namun, Umar menyakinkan. Di sinilah peran besar Umar untuk menguatkan hati Abu Bakar untuk mengambil sikap demi kemajuan umat. Ketika Abu Bakar telah yakin, ia pun mulai menunjuk para sahabat untuk mengerjakan proyek besar. Dan di antara sahabat mulia itu adalah Zaid bin Tsabit.

            Zaid berkata, "Abu Bakar Ash Shiddiq mengirim utusan memanggilku pasca terbunuhnya para sahabat dalam Perang Yamamah dan ternyata saat itu Umar bin Khattab di dekatnya. Ia berkata,'Umar memberitahukan kepadaku bahwa banyak di antara penghafal al-Qur'an yang gugur pada Perang Yamamah. Menurutku, kau harus mengumpulkan al Qur'an."

            'Kau adalah pemuda yang cerdas, kamu pun tidak mencurigaimu macam-macam. Dulu kau adalah sekretaris Rasulullah, maka carilah (lembaran-lembaran) al Qur'an, lalu kumpulkan.'

            Zaid berkata, 'Demi Allah, andai Abu Bakar memerintahkan untuk memindahkan gunung, itu lebih mudah bagiku daripada perintah mengumpulkan al Qur'an yang ia bebankan padaku.'

            Abu Bakar terus memberikan penjelasan kepada Zaid akan pentingnya perintahnya ini, hingga akhirnya Allah melampangkan dadanya untuk mengerjakan amanah ini. Ia pun mulai mencari lembaran-lembaran al Qur'an yang ditulis di pelepah kurma, lempengan batu, dan juga dari hafalan orang-orang hingga akhirnya ia mendapatkan bagian terakhir surat at Taubah dari Abu Khuzaimah al Anshari yang mana ia belum mendapatkan dari sahabat-sahabat lainnya.

            Di saat lembaran-lembaran itu sudah berkumpul, Abu Bakar pun menyimpannya hingga wafat. Setelah itu, berpindah ke tangan Umar hingga akhirnya disimpan oleh Hafshah binti Umar, sebelum akhirnya dipatenkan oleh Utsman bin Affan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun