Mohon tunggu...
Endri  Prasetyo
Endri Prasetyo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis (Khazanah Islam, Ekonomi dan Sastra)

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Indahnya Tanah Papandayan

2 Juni 2021   08:13 Diperbarui: 2 Juni 2021   09:58 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

          "Kalau mau ke simaksi, naik mobil jip itu, Kang," jawab salah satu kenek angkot yang tadi kami menaikinya.

Sebelum beranjak ke mobil jip, kami pun hampir ke warung untuk sarapan. Tak lupa, kami juga membungkus nasi untuk bekal makan malam. Karena kami memang sengaja nggak bawa beras. Kami hanya membawa makanan siap saji yang nantinya hanya tinggal dipanaskan. Jadi gas yang dibutuhkan tidak banyak.

Welcome, papandayan!!

Sebelum kami masuk, kami pun membayar karcis. Saat itu, setiap orang dikenai 65.000. Menurut kalian, mahal nggak? Kalau menurut saya sih wajar. Karena wilayah ini sudah dikelola oleh beberapa pihak. Kalau masih dikelola oleh penduduk sekitar, mungkin nggak sebesar itu.

Oke, lanjut. Kami pun nggak melanjutkan pendakian. Karena salah satu teman kami, katanya mau menyusul. Akhirnya, kami pun menunggunya di pos yang ada di dekat pintu masuk. Menjelang siang, dirinya pun datang. Dan akhirnya, pendakian pun dimulai.

Tak butuh waktu lama. Kurang lebih dua jam kami sudah mencapai area camp, Pondok Saladan. Di sana sudah berdiri beberapa tenda. Ada yang berukuran besar, ada pula yang kecil. Kami pun memilih area yang datar untuk pendirian tenda. Magrib pun telah tiba, tenda pun telah berdiri. Suasana malam menjadi berbeda di malam itu. Yang biasanya, suara knalpot selalu tergiang, saat itu, nampak tenang.

Pagi hari, kami pun mengujungi hutan mati. Ini adalah spot yang banyak dikunjungi oleh para traveller. Kondisinya, benar-benar seperti hutan yang mati. Jadi nggak salah deh, jika dinamai "Hutan Mati". Kami pun berfoto-foto di sini, sebelum nantinya kami akan menuju ke area Bungan edelwies. Iya, di Papandayan juga ada spot yang menarik, yaitu taman ederlwies. Di sana, bunga-bunga indah banget buat dijadikan background poto. Nggak sia-sia deh, jika kalian ke sini.

Menjelang dhuha, kami pun merapikan tenda dan berkemas untuk turun gunung. Estimasi jika kami turun di waktu dhuha, kami akan tiba di terminal, saat sore hari. Lalu naik bis arah Bekasi dan tiba di kota kami pada malam hari.

Sedikit dari pengalaman saya, saat jalan-jalan ke Garut. Nggak salah deh, kalau naik gunung di Garut. Pemadangannya indah banget. Tranportasinya juga mudah. Tapi saran saya, jika kalian ke Garut, naiklah bis primajasa. Karena ketika berangkat, saya pakai bis yang berbeda. Dan itu, nggak nyaman. Ketika pulang naik primajasa, badannya pun bisa tidur terlelap.

Merbabu, Mahameru, Rinjani. Semoga bisa bertamu ke diri kalian!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun