Pertemuan : 5
Tema : "Menulis Buku Dari Karya Ilmiah"
Moderator : Ibu Mutmainah
Nara Sumber : Ibu Noralia Purwa Yunita, M. Pd
Assalamualaikum  Teman-teman
Belajar Menulis PGRI Gelombang 27 sudah sampai dipertemuan ke 5, kelas malam tadi dengan tema yang diangkat adalah tentang "Menulis Buku Dari karya Ilmiah".
Seperti biasa teman-teman, kelas di buka oleh moderator Ibu Mutmainah yang sudah kali kedua Beliau menjadi Moderator. Beliau membuka kelas dengan salam sapaan khas nya "Assalamualaikum, selamat malam, salam sejahtera untuk kita semua. Di malam putaran ke 5 kembali Emut Lebak akan menemani sobat Nusantara di kelas Menulis tanpa sekat dan batas. Semoga semangat tetap menyala untuk terus berkarya. Semoga niat tetap terjaga untuk menambah ilmu dari narasumber yang luar biasa". Setelah membuka kelas beliau membacakan CV Narasumber yang selanjutnya mempersilahkan Nara Sumber untuk memaparkan materinya.
Selanjutnya pemaparan dari Nara Sumber Ibu Noralia Purwa Yunita, M. Pd, Beliau adalah Pengajar di SMP Negeri 8 Semarang. Beliau merupakan alumni kelas Belajar Menulis Gelombang 8. Selain mengajar, Beliau juga aktif menjadi Penulis di Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan, Penulis di Penerbit Andi Offset, Penulis dan Ambassador di penerbit Innovasi Publishing, Salah satu tim admin di website Guru Penggerak, Pengurus Pena Guru di Yayasan Guru Nusantara, Anggota komunitas koordinator virtual Indonesia (KKVI), anggota Musyawarah Guru Mata Pelajaran Prakarya dan IPA, serta Pembimbing ekstrakurikuler KIR SMP. Aktif Menjadi narasumber diberbagai kelas menulis. Kini Beliau telah menghasilkan buku solo sebanyak 17 buku dan berbagai artikel Ilmiah. (wow sangat luar biasa prestasinya)
Materi malam itu adalah sangat menarik bagi penulis karena pasti akan banyak mendapat asupan wawasan untuk bekal menulis nanti. Ya.. materinya adalah Menulis Buku Dari Karya Ilmiah. Sistem kelas pada malam itu adalah diskusi terbuka, jadi bagi peserta kelas yang langsung ada pertanyaan atau memberikan tanggapan bisa langsung memberikan tanpa harus menunggu sampai pemaparan materi selesai. Kelas dibuat gaya santai dan diskusi asik dan menarik.
Nara Sumber mulai menyapa "Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,, selamat malam bapak ibu hebat semua". "Alhamdulillah wasyukurillah bisa berjumpa kembali dengan para guru hebat dan bersemangat tentunya di acara yang tidak kalah hebat dan keren, BM gelombang 27". Setelah itu Nara Sumber langsung membuka diskusi kelas. Akhirnya para peserta kelas saling bercerita dan mengingat saat kapan terakhir membuat karya ilmiah.
Teman-teman...
Karya ilmiah adalah suatu pemikiran yang utuh. Karya ilmiah merupakan sebuah gagasan lengkap. Dalam menulis karya ilmiah, penulis diharapkan mampu untuk mengomunikasikan temuan atau gagasan ilmiahnya secara lengkap dan gamblang agar mudah dipahami.
Menulis buku dari karya ilmiah tentu saja bukan hal yang mudah buat kita, tidak bisa sekedar main copy paste dari sumbernya. Sebab ada banyak perbedaan antara keduanya. Meskipun lumayan rumit, sulit, dan memakan waktu. Jika sudah ada niat membuat maka dijamin akan terasa lebih mudah, apalagi kalau sudah tau cara dan triknya. Menulis sebuah karya ilmiah tidak dapat dilakukan sembarangan atau asal-asalan. Terdapat beberapa teknik serta tata cara penulisannya.
Karya Tulis Ilmiah yang dimaksud ini adalah Karya Tulis yang dapat dipertanggung jawabkan secara Ilmiah. Ada beberapa jenis karya tulis yang dibuat diantaranya dapat berupa karya ilmiah, skripsi, thesis, karya tulis, PTK, dan lainnya. Namun setelah membuat karya tulis, alhasil biasanya hanya menjadi bahan bacaan di kampus atau diperpustakaan, atau bahkan tidak dibaca sama sekali oleh pembacanya. Padahal perjuangan untuk membuatnya adalah perjuangan panjang yang melelahkan barangkali, sehingga sangat disayangkan jika hasil nya tidak dapat dibaca.Â
Nara Sumber memberikan trik yang ampuh jika kita sudah membuat karya tulis dan ingin dibaca oleh banyak pembaca, bahkan bisa jadi bermanfaat untuk pembacanya, yaitu dengan cara membuat hasil karya tulis tersebut menjadi buku. Ya...ada bangak manfaat nya diantaranya :
- Dapat dibaca oleh masyarakat awam
- Buku dapat diperjualbelikan, jadi ada keuntungan material yang dapat kita peroleh
- Bagi para ASN, buku dapat dijadikan publikasi ilmiah yang dapat menambah poin angka kredit. Jadi selain mendapatkan poin AK dari laporan PTK, juga akan mendapatkan poin dari publikasi ilmiah berupa buku tadi. Sekali dayung 2 pulau terlampaui.
- Jika buku hasil konversi karya ilmiah milik kita banyak yang baca, banyak yang beli, ada kemungkinan nama kita sebagai penulis akan dikenal oleh banyak orang, ini juga merupakan keuntungan tersendiri
- Ilmu yang ada, dapat tersebar bebas tanpa sekat jika sudah diubah menjadi buku
Nara Sumber juga memberi kiat atau langkah-langkah bagaimana sebuah karya ilmiah menjadi sebuah buku yakni dengan cara mengkonversi, langkahnya sebagai berikut :
- Ubah Judul
- Ubah Daftar Isi
- Ubah sedikit Isi nya dengan menambahkan materi variabel bebas serta grafik
- Ubah pembahasan dari versi laporan menjadi versi bebas dengan mengikuti susunan dan gaya tulisan
- Menambah daftar pustaka bisa menggunakan blog, e jurnal, e book maupun lainnya yang resmi
- Berikan ulasan mengenai kelebihan dan kelemahan penelitian yang dilakukan agar pembaca yakin bahwa penulis benar-benar telah melakukan penelitian.
- Karya ilmiah versi buku minimal 70 halaman format A5 dengan  huruf, jenis huruf, dan margin disesuaikan dengan aturan Penerbit
Dengan demikian, membuat  buku dari karya ilmiah bukan berarti hanya mengubah cover dan judul saja sementara isi sama persis dengan Karya Tilis yang sudah kita punya. Itu merupakan suatu kesalahan karena akan menjadi self plagiarisme untuk karya kita. Kita harus mengubahnya sesuai dengan aturan yang ada sehingga Karya Tulis versi buku tidak akan sama struktur dan isinya dengan Karya Tulis aslinya.
Sebelum mengakhiri kelas, nara sumber memberikan contoh jurnal karya tulisnya yang dikonversi menjadi artikel ilmiah yang sudaj masuk ke jurnal bereputasi resmi.
Kelas pun masuk ke sesi tanya jawab sebagai kegiatan berikutnya, dan banyak peserta yang mengajukan pertanyaan yang tentu saja menjadikan kelas menjadi lebih berwarna dan menarik.
Pesan penting yang penulis ambil dari nara sumber adalah "Teruslah berkarya karena dengan karya itu nama kita akan dikenal sepanjang masa". (luar biasa)
"Tahu kau mengapa aku sayangi kau lebih dari siapapun? Karena kau menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari". Pramudya Ananta Toer
Â
Menulis merupakan tingkat literasi yang paling tinggi setelah mendengar, berbicara dan membaca. Meskipun menulis tidak mudah namun harus tetap dilakukan sebagai bukti kita ikut memberikan sesuatu bagi peradaban. Tanpa meninggalkan tulisan manusia akan semakin mudah dilupakan.
Demikian resume yang penulis buat
Semoga bermanfaat...
Salam hangat penuh semangat...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H