Mohon tunggu...
Endrat Kartiko Utomo
Endrat Kartiko Utomo Mohon Tunggu... Nurse -

Mahasiswa magister keperawatan universitas muhammadiyah yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Era Baru Pelayanan Kesehatan

28 Juni 2018   18:37 Diperbarui: 28 Juni 2018   18:39 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Apakah anda mengetahui tentang penyakit kronis? Penyakit kronis merupakan penyakit yang berkepanjangan, tidak dapat disembuhkan namun penyakit kronis ini dapat dikontrol, contohnya penyakit stroke dan diabetes mellitus (DM). 

Di dunia tahun 2013 lebih dari 317 juta orang terkena DM, dan sekitar 200 per 100.000 penduduk terkena stroke. Di Indonesia diperkirakan setiap tahun terjadi 500.000 penduduk terkena stroke dan sekitar 25% orang meninggal sedangkan sisanya mengalami cacat ringan bahkan cacat berat. Penyakit kronis tersebut akan menjadi beban ekonomi bagi individu, keluarga, dan masyarakat keseluruhan, menimbulkan masalah sosial, dan psikologis yang mempengaruhi kualitas hidup dan produktifitas pada penderita.

Lalu seperti apa penanganan yang dapat dilakukan agar tidak terjadi kekambuhan?

Ada dua hal utama dan ini memerlukan partisipasi aktif dari pasien. Pertama, merubah gaya hidup, merubah gaya hidup tidak hanya berkaitan dengan makanan saja, namun aktivitas fisik juga sangat berperan. 

Kedua, melakukan kontrol rutin, karena dengan melakukan kontrol pasien akan mengetahui sejauh mana kondisi pasien dan bagaimana perkembangannya. Dari berbagai penelitian, pasien penyakit kronis menjadikan pengetahuan tentang penyakit cukup baik, tetapi keinginan untuk mengontrol kesehatan tidak begitu konsisiten. Karena pasien harus menempuh jarak untuk mendapatkan layanan kesehatan serta penambahan biaya untuk transportasi.

Melalui perkembangan teknologi yang maju saat ini, dunia keperawatan muncul layanan kesehatan yang mendukung perawatan pasien dirumah dengan menggunakan komunikasi jarak jauh (telenursing) dalam melayani pasien, metode ini membantu seseorang dalam mendapatkan pelayanan yang mudah, cepat, murah, dapat menghemat waktu dan pelayanan yang berkualitas. karena dalam melayani pasien bisa menggunakan teknologi telekomunikasi seperti telepon, sms dan media sosial. 

Telenursing juga berguna meningkatkan kontrol pasien karena pasien merasa diperhatikan dalam mencapai kesehatan yang lebih baik. Selain itu penggunaan telenursing juga menurunkan kunjungan rawat jalan, durasi rawat inap, resiko terjadi komplikasi hingga menurunkan penyebaran penyakit.

 Lalu bagaimana cara perawat mendapatkan data pasien dan perawat bekerja?

Tahap pertama, perawat menilai masalah kesehatan seperti tekanan darah, suhu tubuh, dan menjawab pertanyaan dari keluhan yang dirasakan dan kebutuhan yang diinginkan. Tahap kedua, menentukan masalah kesehatan, diagnosa keperawatan dan  memprioritaskan kebutuhan pasien. 

Tahap ketiga menetukan tujuan, apakah pasien ingin melakukan perawatan mandiri atau pergi ke layanan gawat darurat yang sebelumnya diberitahu tentang masalah yang dihadapi pasien. Tahap keempat, berjasama dengan pasien tentang bagaimana mendapatkan layanan digawat darurat. 

Tahap kelima memberikan informasi medis, misalnya tentang pendidikan kesehatan, promosi kesehatan dan mediasi kontak dengan layanan kesehatan. Tahap kelima evaluasi yaitu memastikan pasien memahami rencana yang dianjurkan, menanyakan pendapat dari pasien dan memeriksa hasilnya dengan panggilan tindak lanjut.

Bagaimana dengan telenursing di Indonesia? Apa masalahnya?

Saat ini sayangnya telenursing di Indonesia masih belum ada sehingga belum ada yang mengatur regulasi tentang mekanisme telenursing. Lalu apa masalahnya? Pertama tidak adanya sistem infrastruktur komunikasi yang baik antara pasien di berbagai wilayah. Kedua lisensi? di negara maju lisensi digunakan untuk menghindari dari malpraktek. Ketiga keamanan, mencakup kerahasian data pasien, karena data yang dikirimkan melalui media internet yang rentan penyadapan.

Walaupun belum ada telenursing bukan berarti tidak ada perkembangan digital elektonik kesehatan di Indonesia. Waktu ini sudah ada berbagai aplikasi digital elektronik yang membantu seseorang untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. 

Misalnya aplikasi homecare yang saat ini sudah banyak tersedia di smartphone, dalam pelayanan tersebut tidak hanya menawarkan profesi keperawatan saja tetapi ada profesi kebidanan dan fisioterapi. Jenis pelayanan keperawatan seperti merawat luka, merawat lansia, merawat pasien stroke, injeksi insulin, paket khitan, angkat jahitan luka, dll. Aplikasi tersebut juga menampilkan rincian biaya untuk setiap tindakan yang dilakukan.

Dengan perkembangan teknologi yang semakin maju dan dampak yang positif pada kepuasan pasien serta pemerintah dalam meningkatkan kesehatan bukan tidak mungkin jenis layanan ini nantinya akan dilegalkan dan diatur di Indonesia. Sehingga mulai saat ini masyarakat harus diberikan informasi tentang kemajuan layanan kesehatan dimasa depan.

Penulis: Alfi Rusdianti, Endrat Kartiko, Novit Haris (Mahasiswa Magister Keperawatan UMY)

Pembimbing: Erna Rochmawati, S.Kp., MNSc., M.Med.Ed., Ph.D (Dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun