Kau adalah kata yang belum sempat ku sampaikan
Mengalun dalam pikiran, membentuk suatu hari cerah dimana aku biasa bermain di sana
Bunga mekar bersamaan dengan semerbak wanginya
tapi untuk ku pandang dari kejauhan sahaja
Kau adalah puisi yang terbata
seperti kata orang yang memuja senja
seperti hati yang tenang selepas aroma kopi
lalu mata yang menangis seusai hujan gerimis
bahkan pelangi yang melekat dan tak kunjung pergi
Kau adalah taman bermain yang sering ku kunjungi
bianglala, tong setan, abang tukang pancing, ataupun bom bom car
berlarian kesana kemari menghampiri semua keindahan lampu dan alunan knalpot saling bertalu
secepat kilat ku hampiri abang tukang es krim
terpeleset
lalu sudah pagi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H