Mohon tunggu...
Endra Sri Wardhana
Endra Sri Wardhana Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Jerman

Guru Bahasa Jerman di suatu sekolah negeri di Temanggung. Bassist Nitch Primitiv @endrasri

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Warung Lik Cil: Teman Makan yang Jadi Kenangan

9 Februari 2019   10:03 Diperbarui: 9 Februari 2019   11:02 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada suatu rumah makan sederhana di pinggiran kota Temanggung yang menjadi suatu tempat pelarian bagi orang-orang yang merasa muak dengan situasi kerja yang begitu melelahkan. Rumah yang juga berupa homestay itu disulap menjadi rumah makan sederhana yang menyajikan makanan desa yang menurut saya tidak biasa dan sajian yang enak.

Beralamat di Bero, Kandangan tempat yang awalnya adalah homestay Omah Tani ini dirintis mulai oleh Mas Yudo dan beberapa temannya menjadikan Warung Lik Cil  sebagai rumah makan desa yang mewah (mepet sawah). Warung Lik Cil biasa buka pada saat jam makan siang pada umumnya sampai sore. 

Namun sayang, suasana pedesaan  yang sangat nyaman dan tenang seperti itu harus sedikit sirna karena mereka memutuskan tutup pada bulan januari 2019. Tapi tidak apa-apa, kita doakan semoga nanti mereka tetap segera buka kembali. Jadi tulisan kali ini saya buat untuk mengenang mereka.

@Cheryylam
@Cheryylam
Ada berbagai macam menu yang disajikan, dan bisa berbeda setiap harinya tergantung dengan ada bahan makanan apa pada hari itu. Tetapi sebelum memutuskan untu kesana, orang harus menghubungi warung dan memesan tempat dulu untuk memastikan berapa orang yang akan datang dan juga menanyakan apakah ada pantangan makanan. 

Setelah makan tersajikan, kadang kita tidak langsung makan tetapi ada penjelasan terlebih dahulu tentang makanan apa yang disajikan, bahan apa dan sebagainya. Namun untuk detail menunya, saya lupa, yang pasti dalam masakan mereka tidak ada kata micin. 

Tidak hanya itu, cara makannya pun sudah seperti di restaurant yang mana ada makanan pembuka, utama, sampai pencuci mulut. Menu yang saya ingat ada mish mash kimpul, terong bakar balado, stick kimpul, sop mbalun, udang kecombrang, gedhang gedhing, minuman teh telang, jus semangka mint, dan masih banyak lagi yang tidak saya ketahui. Yang pasti, semuanya adalah masakan lokal yang sebenarnya biasa tapi diolah sedemikian rupa menjadi luar biasa.

@Cheryylam
@Cheryylam
Sebelum makanan disajikan, jika ada pengunjung yang belum saling kenal, maka akan diadakan sesi perkenalan dahulu agar nantinya bisa makan bersama-sama dan tidak ada rsa canggung baik dari pengujung maupun dari Warung Lik Cil. 

Tidak hanya makan, kita juga bisa bermain permainan tradisional yang terbuat dari bambu, ada juga layang-layang. Kadang, Warung Lik Cil juga kadang mengadakan acara piknik untuk makan di area persawahan sambil bermain layang-layang dan makan sambil bersantai di rerumputan. 

Yang pasti, saat berkunjung kesana bisa membuat lupa sejenak permasalahan yang kita alami. Itu adalah sedikit pengalaman yang pernah saya alami selama Warung LikCil masih beroperasi. Selalu kita doakan agar segala keasrian desa tidak tergerus arus modern yang semakin menggila.

Mungkin jika ada diantara kalian yang bisa membujuk mas Yudo, bisa kontak langsung ke instagramnya warung Lik Cil di Warung Lik Cil 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun