Mohon tunggu...
Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Endrapta Ibrahim Pramudhiaz Mohon Tunggu... Jurnalis - Pemula

Mempunyai keinginan untuk membangkitkan kembali semangat menulis yang pernah ada.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Clubhouse: Dengerin Podcast secara Langsung!

17 Februari 2021   08:47 Diperbarui: 18 Februari 2021   05:06 1291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Clubhouse sejauh ini baru bisa diunduh untuk pengguna iPhone (Sumber: BBC.com via KOMPAS.com)

Akhirnya, saya berhasil bergabung dengan media sosial yang banyak diperbincangkan oleh warganet di dunia. 

Aplikasi yang ramai setelah "di-endorse" Elon Musk ini mampu menyita waktu saya selama beberapa jam berkat ruang obrolannya yang penuh akan pengetahuan. Tidak hanya pengetahuan, ada juga ruang obrolan yang isinya hanya untuk hiburan.

Mungkin saya akan mulai dengan menjelaskan sedikit apa itu aplikasi ini secara singkat. Clubhouse adalah aplikasi media sosial yang berbasis audio-chat. 

Pengguna aplikasi ini juga dapat mendengarkan percakapan, wawancara, dan diskusi antara orang-orang yang menarik tentang berbagai topik.

Tapi, perbedaan media sosial ini dari media sosial yang lain adalah bagaimana calon pengguna dari aplikasi ini harus menunggu terlebih dahulu agar bisa masuk menjadi pengguna aplikasi ini. 

Cara lain selain menunggu adalah dengan mendapatkan undangan dari teman kalian yang sebelumnya sudah memiliki akun Clubhouse. 

Katanya sih, cara tersebut dilakukan agar bisa menyaring pengguna-pengguna yang masuk. Melihat situasi ini, banyak sekali orang yang akhirnya memanfaatkan kesempatan ini untuk mendapatkan keuntungan. 

Ada yang sampai menjual undangan untuk masuk ke akun Clubhouse. Saya sih tidak menyarankannya, karena jika kamu diundang dan orang yang mengundang kamu dilaporkan membuat masalah oleh pengguna lain, akun kamu bisa ikut kena imbasnya.

Untungnya, saya bisa mendapatkan undangan menjadi pengguna Clubhouse dari teman saya. Karena ini, eksklusivitas dari aplikasi ini benar-benar terasa.

Untuk kamu yang masih ada di daftar tunggu, jalan keluarnya adalah dengan mencari teman yang sudah menjadi pengguna atau sabar menunggu di daftar antrean.

Sebagai pendengar podcast, keberadaan Clubhouse seperti menjadi kepuasaan tersendiri. Aplikasi ini memang bukan untuk mendengarkan podcast.

Namun, pengalaman mendengarkannya seperti setingkat di atas podcast, karena aplikasi temuan Paul Davison dan Rohan Seth ini menawarkan interaksi antar pembicara dengan pendengar. Lebih menariknya, ada kehadiran moderator yang mengatur jalannya ruang obrolan tersebut.

Pilihan ruang obrolan yang beragam membuat penggunanya bisa dengan bebas bergabung ke ruang manapun. Topik-topik dan pembicara yang dihadirkan pun beragam. 

Saat pertama kali masuk, saya dihadapi dengan situasi seperti ini dan sempat ada beberapa momen scrolling hingga akhirnya memasuki salah satu ruang obrolan.

Ruang obrolan tersebut adalah ruang obrolan yang dimoderatori influencer serta pengusaha ternama, Arief Muhammad. Topik yang dibahas adalah hiburan-hiburan seperti apakah orang kaya membawa pulang barang hotel atau tidak.

Menariknya, pembicara yang hadir sangat beragam. Seperti figur publik yang ternama, artis papan atas, musisi, hingga konglomerat sebuah perusahaan.

Tidak lama berada di ruang obrolan tersebut, saya pindah ke ruang obrolan yang isinya hanya teman-teman saya. 

Ternyata, teman-teman saya di ruang tersebut juga baru bergabung hari itu dan lucunya kami jadi sama-sama mencari tahu cara menggunakan aplikasi ini. Mungkin ini sedikit dari saya untuk kamu yang sedang mencari tahu cara kerja aplikasi ini.

Dokpri
Dokpri
Di bagian atas ini, kalian bisa mencari ruang obrolan atau pengguna Clubhouse lainnya. Selain itu, ada opsi untuk melihat ruang obrolan yang akan datang, daftar teman dari kontak kamu yang bisa kamu undang, notifikasi, dan profil kamu. 

Di bawahnya, ada rekomendasi ruang obrolan dari Clubhouse yang bisa kamu hadiri:

Dokpri
Dokpri
Tepat di bawahnya, ada linimasa akun kamu, dimana kamu bisa melihat ruang obrolan pilihan yang bisa dihadiri. Kamu juga bisa melihat orang yang kamu ikuti sedang mengikuti ruang obrolan apa. 

Lalu, ada opsi yang menawarkan kamu untuk membuka ruang obrolan sendiri dan kamu juga dapat melihat daftar teman yang kamu ikuti sedang online atau tidak.

Dokpri
Dokpri
Nah ini dia tampilan ruang obrolan yang akan dilihat. Ada daftar pembicara dan di bawah-bawahnya juga ada daftar pendengar ruang tersebut. Untuk pembicara yang diberi simbol bulatan hijau dengan kepingan salju di tengahnya, artinya ia adalah moderator di ruang tersebut. 

Kamu juga bisa mengangkat tangan yang artinya kamu ingin bicara dan ada opsi juga untuk kamu memberi "PING" ke teman yang kamu ikuti agar mereka bisa ternotifikasi untuk mengikuti ruang obrol ini.

Dokpri
Dokpri
Satu hal yang perlu dicermati, bio pada profil pengguna Clubhouse selalu menunjukkan semacam CV mereka. 

Ini dibutuhkan apabila saat menjadi pembicara, para pendengar atau pembicara lainnya ingin melihat profil dan kredibilitas si pembicara tersebut. Kesempatan ini bisa juga dimanfaatkan untuk mencari relasi, loh.

Pada akhirnya, saya rasa Clubhouse adalah media sosial yang selama ini orang tidak tahu kalau mereka membutuhkan media sosial semacam ini. 

Hiburan alternatif dengan konsep audio-chat, serta situasi yang interaktif antar pengguna mampu membunuh kejenuhan akibat pandemi yang tak kunjung usai. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun